Beranda Daerah Sragen Walau Masuk Kategori Desa Miskin Ekstrem Tidak Menjadi Halangan Untuk Bersedekah Bagi...

Walau Masuk Kategori Desa Miskin Ekstrem Tidak Menjadi Halangan Untuk Bersedekah Bagi Warga Desa Ngrombo, Plupuh, Sragen

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Meskipun masuk dalam kategori desa miskin ekstrim, tidak menyurutkan warga Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah untuk bersedekah di bulan suci Ramadhan 1446 H/ 2025.

Sejak dipimpin oleh Giyanto kepala Desa Ngrombo terbaru warga Ngrombo mempunya kebiasaan untuk berbagi makanan dalam momentum jumat berkah (Jumber), bahkan kegiatan berbagi ini semakin meningkat saat bulan ramadhan.

Selain itu, meskipun mendapatkan predikat desa Miskin ekstrem pada 2025 ini sebenarnya sangat memprihatinkan. Lantaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN saat ini Wihaji merupakan kelahiran desa tersebut. Bahkan ada salah satu Pimpinan DPRD Sragen yang tinggal di Desa tersebut.

Namun warga Ngrombo tidak berpangku tangan dan bergantung pada tokoh-tokoh tersebut. Secara sadar Masyarakat menyempatkan membantu sesama dalam event jumat berkah. Bedanya, saat dipimpin Kepala Desa (Kades) Giyanto dua tahun terakhir, sedekah jumat berkah warga lebih terkoordinir.

Kades Ngrombo, Giyanto menyampaikan sebelum dilantik, kegiatan jumat berkah yang diinisiasi warga sudah ada di masjid-masjid sekitar desa. Hanya saja belum terkoordinir dengan baik. Sehingga kadang terselenggara, kadang tidak ada. Setelah dirinya dilantik pada Desember 2023, pada hari jumat minggu pertama setelah dilantik, sebagai rasa Syukur dia menggelar bakti sosial pada Masyarakat. Jika diluar bulan Ramadan saat ini, sampai sekarang digelar setiap selesai sholat Jumat. Bentuk bantuan berupa nasi kotak.

Sasaran utama yakni lansia di Desa Ngrombo yang jumlahnya sekitar 250 orang. Kemudian dibagikan ke 9 Masjid yang ada di Desa Ngrombo. Setiap pekan lebih dari 1000 nasi kotak yang dibagikan ke warga. Sedangkan di Bulan Ramadan ini, dikoordinir ibu-ibu panitia Jumat Berkah dialihkan dalam momentum buka bersama.

Baca Juga :  Heboh Tabung Gas LPG 3 Kg dengan Tambahan Plat Besi di Sragen, Benarkah Modus Baru Pertamina?

“Kebetulan di Ngrombo ada 4 Kadus, jadi setiap pekan digilir pada hari jumat. Kadus 1 ada 2 masjid dan 5 Musola. Kadus 2 ada 2 masjid dan 1 Musola. Kemudian di Kadus 3 ada 3 masjid dan 1 musola. Kadus 4 ada 3 masjid dan 1 musola,” kata Giyanto pada JOGLOSOMARNEWS.COM Jumat (21/3/2025).

Dia menyampaikan anggaran dari sedekah dan keiklasan warga Ngrombo. Pada saat bulan ramadan, Setiap jumat pagi, panitia jumat berkah menghimpun sumbangan warga. Kemudian dimasak di Balai desa Ngrombo dan masakan yang matang dibagikan Kembali ke warga. Sedangkan diluar bulan puasa, bantuan dihimpun pada kamis siang.

Soal status desa miskin ekstrem yang dirilis pemerintah kabupaten Sragen tahun ini tidak mengejutkan. Pihaknya mengakui secara ekonomi, dibanding desa di sekitarnya cukup tertinggal.

“Namun alhamdulillah warga kami, untuk bersedekah tidak harus menunggu kaya. Kesadaran beragama dan berbagi luar biasa. Saya mengangkat tinggi tinggi bagi warga kami. Walau secara ekonomi kurang, tapi mampu bersedekah,” bebernya.

Giyanto menegaskan status miskin ekstrem tak menghalangi untuk bersedekah. Lantas status tersebut diharapkan pemerintah turun tangan. Dia menyampaikan secara demografis dan geografis, Masyarakat desa ngrombo adalah petani.

“Paling besar adalah buruh tani, kalau bantuan yang pas adalah sumur dalam. Karena sumur dalam bisa membantu menambah pendapatan per kapita,” terangnya.

Selain itu, banyak buruh tani penggarap yang tidak punya sawah dan kebun. Pola bantuan yang paling memungkinkan yakni bantuan ternak. ”Kami punya program yang mudah mudahan didukung pemerintah. Yakni bantuan peternakan dan perikanan. Karena pekarangan warga bisa untuk ternak dan perikanan lele. Jika dibantu itu insyaallah pendapatan warga akan meningkat,” ujar dia.

Baca Juga :  Siapkan Tiga Lokasi 5-10 Hektar Bupati Sragen, Sigit Pamungkas Dukung Program Sekolah Rakyat untuk Pengentasan Kemiskinan

Giyanto mengakui Menteri Wihaji juga merupakan putra daerah Ngrombo. Dia menyampaikan komunikasi terjalin dengan baik.

“Insyaallah walaupun Menteri tidak bersentuhan langsung, tapi kami harap tetap bisa membantu,” tuturnya.

Terpisah, Suharti selaku ketua kegiatan Jumat Berkah (Jumber) Desa Ngrombo saat ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM menyampaikan semua bantuan sumbangan sedekah dari warga maupun perantauan akan dikumpulkan ke bendahara baik uang tranfer maupun barang.

“Semua bahan diambil pada hari Kamis lalu Jumat paginya kita masak bareng bareng di balai desa, tim kita ada 2 tim yakni kadus satu dan dua lalu tim dua kadus tiga dan empat. Masakan yang udah jadi dan dikemas lalu dibagikan di 9 masjid di Desa Ngrombo dengan mobil Jumber khusus, sasaran masyarakat ke masjid dan lansia maupun yang sakit di rumah,” ujarnya.

Huri Yanto