
BLORA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kondisi hutan yang kian gundul di beberapa kawasan Blora diduga menjadi salah satu pemicu utama banjir yang melanda sejumlah wilayah sejak Senin hingga Selasa (19–20/5/2025). Banjir menerjang pemukiman dan lahan warga dengan ketinggian air bervariasi, mulai 50 sentimeter hingga 2,5 meter.
Bupati Blora, Arief Rohman, menyampaikan keprihatinannya atas musibah tersebut. Ia mengaku telah menerima laporan banjir dari berbagai lokasi, antara lain Desa Mojorembun dan Desa Sumber di Kecamatan Kradenan, Dukuh Pipes di Desa Bergolo, Kecamatan Ngawen, Desa Bakah di Kecamatan Kunduran, serta Dukuh Jurangjero, Desa Sidomulyo di Kecamatan Banjarejo. Selain itu, banjir juga terjadi di Kecamatan Randublatung dan beberapa titik lainnya.
“Tentunya kita prihatin ya. Saya berharap ini jadi pelajaran bersama, nanti akan kita tata kembali wilayah-wilayah rawan banjir tersebut,” ujar Arief kepada awak media, Rabu (21/5/2025).
Menurutnya, selain dipicu curah hujan tinggi, banjir kali ini diperparah oleh kondisi hutan yang rusak dan minim tutupan vegetasi. Di sejumlah titik seperti Jurangjero, Sidomulyo, Banjarejo, dan Randublatung, kerusakan hutan dinilai mempermudah air hujan mengalir deras langsung ke permukiman warga tanpa tertahan akar pohon.
“Kalau hutannya masih bagus, air bisa tertahan dan meresap. Tapi sekarang, pohon-pohon banyak yang ditebangi, jadi air langsung ke bawah. Ini yang terjadi di banyak lokasi,” terang Arief.
Selain faktor kerusakan hutan, penataan aliran air dan kebersihan saluran juga ikut berperan. Di Pondok An Nur Seren, misalnya, banjir terjadi akibat limpahan air dari sawah yang tak bisa mengalir lancar karena gorong-gorong tersumbat.
“Di Gedongsari juga sama, sungainya tersumbat bekas-bekas bambu yang mengendap. Jadi memang penyebabnya bermacam-macam, makanya kami sedang melakukan evaluasi menyeluruh di tiap lokasi,” imbuhnya.
Pemkab Blora berencana menggelar langkah-langkah penanganan jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi banjir, termasuk rehabilitasi hutan, normalisasi sungai, serta peningkatan kesadaran warga terhadap pelestarian lingkungan.
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.