SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jagat media sosial sempat dihebohkan dengan beredarnya video kekerasan terhadap seekor anjing yang dikuliti hidup-hidup. Video yang menyulut gelombang kecaman dari warganet itu sempat dituduhkan terjadi di wilayah Sragen. Namun, pihak kepolisian dengan tegas membantah.
Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, mengonfirmasi bahwa lokasi kejadian bukanlah di Sragen, melainkan di wilayah Tangerang. Penelusuran digital menunjukkan bahwa video pertama kali diunggah oleh akun media sosial @PoetraSabrawi pada Sabtu, 13 April 2024.
“Setelah kami telusuri, akun pengunggah pertama berdomisili di Tangerang. Jadi penanganan kasus ini sepenuhnya berada di bawah kewenangan Polres Metro Tangerang Kota,” terang AKBP Petrus dalam keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).
Video tersebut sebelumnya juga diunggah ulang oleh akun Instagram @ahm*, disertai narasi yang menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di Sragen. Unggahan tersebut sontak membuat geger warga lokal dan mengundang berbagai reaksi publik, termasuk desakan agar kepolisian segera bertindak.
Namun, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa klaim tersebut tidak akurat. Menurut Kapolres, pihaknya langsung berkoordinasi dengan jajaran di Tangerang begitu informasi tersebut beredar luas.
“Sudah kami pastikan, locus delicti tidak berada di Sragen. Penanganan substansi kekerasan pada hewan itu kini dalam proses oleh Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota,” tegasnya.
Terkait warga Sragen yang sempat membagikan ulang video tersebut, Polres Sragen mengambil langkah restoratif dengan memberikan edukasi hukum. Langkah ini diambil untuk mencegah kesimpangsiuran informasi dan agar masyarakat lebih bijak dalam membagikan konten sensitif.
“Kami telah bertindak profesional dan proporsional. Tidak ada penanganan tumpang tindih karena kasus ini sudah jelas wilayah hukumnya,” tambah AKBP Petrus.
Lebih lanjut, pihak Polres Sragen menyatakan mendukung sepenuhnya proses hukum yang tengah berlangsung di Tangerang. Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi dan menunggu keterangan resmi dari pihak berwenang. (cs)
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.