WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Upaya pelestarian hutan di Wonogiri kembali menunjukkan fakta lapangan yang jarang tersorot. Kebun Bibit Griya Amanah bersama mitra lindungihutan tidak hanya berhenti pada aktivitas penanaman, tetapi terus melakukan monitoring rutin untuk memastikan tanaman benar-benar hidup, tumbuh, dan memberi dampak nyata bagi ekosistem hutan.
Monitoring terbaru dilaksanakan pada Sabtu, 27 Desember 2025, dengan menyasar kawasan hutan Desa Kembang. Tim turun langsung menyusuri lokasi penanaman yang dilakukan beberapa bulan hingga beberapa tahun lalu. Dari hasil pemantauan, mayoritas tanaman terpantau tumbuh subur dan sehat. Namun, di sejumlah titik masih ditemukan tanaman yang tertutup semak dan belukar sehingga memerlukan perawatan lanjutan agar pertumbuhannya tidak terhambat.
Pemantauan kemudian dilanjutkan ke lokasi penanaman kedua di kawasan Hutan Giri Lestari, Poncol, Desa Jeporo, Kecamatan Jatipurno. Kondisi di lokasi ini terpantau lebih beragam. Sebagian tanaman tumbuh optimal, sebagian masih bertahan hidup, sementara sejumlah tanaman lainnya dilaporkan hilang tanpa jejak. Temuan ini menjadi catatan penting dalam evaluasi keberlanjutan program penghijauan di wilayah Wonogiri.
Perwakilan mitra lindungihutan, Tarmin, menjelaskan bahwa monitoring rutin merupakan tahapan krusial dalam setiap program penanaman. Menurutnya, keberhasilan penghijauan tidak bisa diukur dari jumlah bibit yang ditanam, melainkan dari tingkat hidup dan keberlanjutan tanaman tersebut.
“Hari ini kami mengecek tanaman yang ditanam beberapa bulan bahkan tahun lalu. Dari hasil pengamatan, ada yang tumbuh subur, ada yang stagnan, dan ada juga yang hilang. Ini menjadi bahan evaluasi agar langkah ke depan lebih tepat,” jelas Tarmin di sela kegiatan monitoring.
Berdasarkan temuan di lapangan, hilangnya sejumlah tanaman diduga kuat akibat terbabat saat aktivitas warga mencari rumput. Kondisi ini memperlihatkan masih perlunya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar hutan agar aktivitas sehari-hari tidak berdampak pada rusaknya tanaman hasil penghijauan. Tanpa dukungan lingkungan sekitar, upaya menjaga hutan akan sulit berjalan maksimal.
Selain persoalan tanaman, monitoring ini juga menyoroti meningkatnya konflik antara manusia dan satwa liar di kawasan hutan Wonogiri. Tarmin mengungkapkan bahwa kawanan kera liar belakangan kerap merusak ladang pertanian warga. Rusaknya habitat hutan membuat satwa kehilangan sumber pakan alami, sehingga terpaksa turun ke lahan pertanian. Akibatnya, sebagian petani memilih meninggalkan lahan karena hasil panen terus menurun.
Sebagai langkah solusi, Kebun Bibit Griya Amanah bersama mitra lindungihutan mendorong penanaman aneka tanaman buah di dalam kawasan hutan. Tanaman buah tersebut diharapkan dapat menjadi sumber pakan alami bagi satwa liar, sehingga gangguan ke area pertanian warga bisa ditekan dan satwa kembali beraktivitas di habitat aslinya.
Dari hasil monitoring ini, tim telah menyusun agenda tindak lanjut berupa kegiatan tambal sulam, yakni mengganti tanaman yang mati atau hilang dengan bibit baru. Kegiatan tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada awal tahun 2026. Langkah ini menjadi bagian dari upaya menjaga keseimbangan ekosistem hutan sekaligus memastikan program penghijauan berjalan berkelanjutan.
Menutup kegiatan, Tarmin mengajak seluruh elemen masyarakat, relawan, dan pemerhati lingkungan untuk terlibat aktif dalam pelestarian hutan Wonogiri. Ia menegaskan bahwa keberhasilan menjaga hutan bukan hanya tugas segelintir pihak, melainkan tanggung jawab bersama yang membutuhkan perawatan jangka panjang dan kepedulian kolektif.
“Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi siapa pun yang ingin terlibat, baik melalui dukungan bibit, tenaga, maupun kontribusi lainnya. Merawat hutan berarti menjaga masa depan bersama,” pungkasnya. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















