WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Wonogiri serius memperkuat peran organisasi kemasyarakatan dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum. Komitmen itu diwujudkan melalui kegiatan Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang digelar Selasa (23/12/2025) di RM Sari Raras, Wonogiri.
Kegiatan strategis ini dihadiri langsung Bupati Wonogiri, Kapolres Wonogiri, Dandim Wonogiri, serta Ketua IPSI Wonogiri Weda Hendragiri yang tampil sebagai salah satu pemateri utama. Forum ini menjadi ruang penting untuk menyatukan persepsi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan elemen ormas, khususnya perguruan pencak silat, dalam menjaga stabilitas daerah.
Dalam paparannya, Weda Hendragiri menegaskan bahwa pencak silat memiliki posisi vital dalam kehidupan sosial masyarakat. Ia menolak anggapan sempit yang memandang silat hanya sebatas adu fisik atau kekuatan otot. Menurutnya, pencak silat adalah warisan budaya bangsa yang sarat nilai dan harus menjadi perekat persatuan.
Weda menyebut, perguruan silat sebagai bagian dari ormas memikul tanggung jawab moral untuk ikut menciptakan rasa aman dan nyaman di tengah masyarakat. Pesilat, kata dia, harus hadir sebagai solusi, bukan sumber masalah.
“Pencak silat mengajarkan keseimbangan antara olah rasa, olah jiwa, dan olah pikir. Kalau ini dijalankan, maka pesilat akan menjadi pelindung masyarakat, bukan ancaman,” tegasnya di hadapan peserta pembinaan.
Pada sesi inti, Weda memaparkan enam aspek luhur pendekar yang menjadi fondasi pembentukan karakter pesilat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Enam nilai tersebut meliputi jujur, amanah, hemat dan kerja keras, rukun, kompak, serta kerja sama yang baik.
Kejujuran, menurut Weda, menjadi benteng utama agar pesilat tidak mudah terseret fitnah, adu domba, maupun provokasi, terutama yang bersumber dari media sosial. Amanah adalah kunci membangun kepercayaan publik, sehingga keberadaan perguruan silat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
Ia juga menyoroti pentingnya sikap hemat dan kerja keras. Nilai ini dimaknai sebagai larangan menyalahgunakan kemampuan bela diri untuk pamer kekuatan atau kepentingan pribadi. Sebaliknya, kemampuan tersebut harus digunakan untuk menolong, melindungi, dan menjaga lingkungan sekitar.
Aspek rukun dan kompak dinilai sangat krusial, terutama dalam konteks Wonogiri yang memiliki banyak perguruan silat. Weda menekankan bahwa perbedaan perguruan tidak boleh menjadi pemicu konflik. Justru sebaliknya, harus menjadi kekuatan bersama dalam menjaga persatuan dan mendukung tugas aparat keamanan.
Sementara itu, kerja sama yang baik dipandang sebagai kunci pencegahan konflik. Dengan komunikasi dan musyawarah, potensi gesekan antarindividu maupun antarkelompok dapat diredam sejak dini sebelum berkembang menjadi persoalan besar.
Sekretaris Pengurus Besar PERSINAS ASAD tersebut menegaskan bahwa enam aspek luhur itu bukan konsep baru, melainkan amanah para pendiri perguruan silat yang wajib dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus.
Menutup materinya, Weda Hendragiri menyampaikan tiga pesan tegas kepada seluruh anggota perguruan silat di Wonogiri. Pertama, tidak mudah terpancing provokasi dan informasi menyesatkan di media sosial. Kedua, menjadikan ilmu silat sebagai alat melindungi masyarakat, bukan menekan atau menakut-nakuti. Ketiga, menjadikan padepokan bukan hanya tempat latihan fisik, tetapi juga pusat pembinaan moral dan karakter.
Ia menekankan bahwa masyarakat harus merasa aman dengan kehadiran pesilat. “Pendekar sejati adalah mereka yang mampu mengendalikan diri dan menempatkan kepentingan umum di atas segalanya,” tandasnya. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.













