LUMAJANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir lahar hujan dan banjir bandang di kawasan Gunung Semeru. Imbauan tersebut disampaikan menyusul hujan yang sejak Jumat (5/12/2025) pagi turun merata di sejumlah wilayah kaki gunung dan diprediksi masih akan berlangsung hingga siang hari.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, Oki Sukma Hakim, menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terpantau mengguyur beberapa kecamatan di Kabupaten Lumajang.
“Awan hujan terpantau bergerak ke arah barat laut-utara secara perlahan, diprakirakan akan berlangsung hingga dua jam ke depan,” ujar Oki dalam keterangan tertulis.
BMKG menyebutkan, kondisi tersebut membuka peluang terjadinya bencana hidrometeorologi, khususnya di wilayah Kabupaten Malang dan Lumajang. Hujan yang berlangsung di kawasan lereng Semeru dikhawatirkan memicu aliran lahar, banjir bandang, hingga tanah longsor, terutama di Kecamatan Ampelgading, Pasrujambe, Pronojiwo, dan Candipuro.
Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama yang tinggal atau beraktivitas di aliran sungai maupun lereng yang rawan bergerak.
BMKG juga memberikan rekomendasi agar warga menjauhi bantaran sungai dan lebih berhati-hati ketika melintas di jalur pegunungan. Selain itu, masyarakat diimbau memantau informasi cuaca secara berkala dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah.
Tak hanya BMKG, Badan Geologi turut menyampaikan peringatan terkait kondisi visual Gunung Semeru yang tertutup kabut akibat hujan.
“Visual saat ini Gunung Semeru tertutup dan di sekitar Semeru hujan. Mohon yang beraktivitas di daerah aliran sungai dan sekitarnya untuk hati-hati dan meningkatkan kewaspadaannya. Banjir lahar dan awan panas sewaktu-waktu bisa terjadi,” demikian peringatan yang disampaikan melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru di Lumajang.
Sementara itu, aktivitas vulkanik Semeru dalam enam jam terakhir tercatat cukup dinamis. Data kegempaan menunjukkan adanya 31 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10–22 mm serta durasi 77–160 detik. Selain itu, terekam pula gempa embusan, gempa harmonik, hingga satu kali getaran banjir dengan amplitudo 35 mm yang berlangsung lebih dari satu jam.
Dengan kondisi tersebut, BMKG dan Badan Geologi menegaskan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah daerah serta respons cepat dalam mitigasi, termasuk penyebarluasan informasi dini kepada warga dan penutupan sementara area berisiko tinggi. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















