KARANGANYAR– Bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang Brebes dan merenggut banyak korban jiwa memantik empati sampai ke Karanganyar. Sejumlah sukarelawan yang tergabung dalam sejumlah komunitas menyalurkan bantuan logistik dan tenaga ke Brebes, Jawa Tengah.
Sasaran bantuan adalah korban di lokasi bencana alam tanah longsor dan banjir. Sebanyak 20 orang yang tergabung dalam sejumlah komunitas di lereng Gunung Lawu dan sekitarnya berangkat ke Brebes pada Sabtu (24/2/2018) pukul 00.00 WIB.
Mereka berangkat mengendarai mobil dan membawa mobil boks untuk mengangkut logistik. Koordinator tim sukarelawan yang akrab disapa Mbah Po menyampaikan mereka adalah tim pertama dari Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya.
“Ada Masyarakat Tawangmangu Peduli [Mantap], Kampung Siaga Bencana [KSB], Tagana Mandiri yang menyebut diri Kadal dari sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Dan masih banyak sukarelawan lain berkumpul di sini [Karanganyar] untuk membantu saudara di Brebes,” ujar Mbah Po, Minggu (25/2/2018).
Menurutnya, bantuan yang disalurkan berupa satu ton sayur mayur dan bumbu dapur lainnya, pakaian pantas pakai, dan tenaga. Bantuan tersebut dikumpulkan secara swadaya di antara sukarelawan, donatur, warga Karanganyar, dan pedagang di lereng Gunung Lawu.
“Kami menuju dua lokasi bencana alam, yaitu banjir dan tanah longsor. Sudah koordinasi dengan tim setempat. Logistik langsung dibawa ke dapur umum. Itu untuk mendukung logistik di lokasi bencana. Di sana menghidupi 600 orang lebih. Pasti butuh logistik banyak kan,” tutur dia.
Tim pertama akan berada di lokasi bencana alam selama tiga hari. Mereka akan membantu mengevakuasi korban bencana alam. Tim berikutnya akan berangkat Senin (26/2/2018) untuk mendukung dan menggantikan tim pertama.
Sebelumnya, sejumlah sukarelawan di Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya juga menyalurkan bantuan logistik dan tenaga kepada korban bencana alam di Ponorogo, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Sama dengan yang dilakukan saat bencana alam di Ponorogo dulu. Melibatkan sukarelawan, warga, dan pedagang. Mereka memberikan bantuan sesuai kemampuan. Kalau dulu satu tim paling 6-10 orang, kalau sekarang lebih banyak. Kami di Ponorogo selama satu pekan,” jelas dia.
Mbah Po menyampaikan salah satu pertimbangan sukarelawan, warga, dan pedagang di Karanganyar mengumpulkan dan memberikan bantuan ke warga Brebes adalah kemanusiaan.
“Bayangkan kalau hal yang sama terjadi di Karanganyar. Kami tidak mungkin berusaha sendiri. Makanya kami kumpulkan bantuan dan berangkat ke sana. Semoga semakin banyak orang yang peduli dengan korban bencana alam di Brebes maupun di lokasi lain,” tandasnya. Wardoyo