JOGJA –Pada awal April 2018 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan meluncurkan sebuah media berbahasa Jawa gaul bernama Jawacana dengan sasaran utamanya anak muda.
“Media ini untuk merangkul para anak muda lewat artikel berbahasa Jawa yang sering dipakai dalam keseharian, seperti bahasa Jawa Ngoko,” ujar Kepala Seksi Sastra Jawa Dinas Kebudayaan DIY, Drihardono, Selasa, 20 Maret 2018.
Media berbentuk tabloid dengan tebal 16 halaman ini rencananya berisi berbagai rubrik. Mulai dari isu sosial, liputan utama, essai foto, cerita pendek, puisi, etimologi (asal) kata, pengenalan huruf Jawa, hingga horoskop Jawa. “Media ini akan dibagikan gratis ke pusat aktivitas anak muda seperti kafe juga sekolah,” ujarnya.
Tak hanya sebagai pembaca, media yang rencananya terbit empat kali dalam setahun dengan oplah 500 eksemplar ini juga membuka sumbangan bahan. Baik berupa tulisan hingga foto bagi kalangan muda khususnya mereka yang duduk di jenjang SMP, SMA, serta mahasiswa. Setiap bahan yang disumbangkan dan dimuat akan mendapatkan honor dari Dinas Kebudayaan DIY.
Vishnu Satyagraha, Staf Seksi Satra Dinas Kebudayaan DIY menuturkan Jawacana dihadirkan untuk menjawab kebutuhan kalangan muda yang ingin membaca media berbahasa Jawa sekaligus melestarikan penggunaan bahasa Jawa.
Dinas Kebudayaan DIY sejak tahun 2004 sebenarnya sudah memiliki media berbahasa Jawa bernama Sempulur yang terbit hingga sekarang. Namun bahasa yang digunakan Sempulur ini dinilai terlalu formal atau menggunakan bahasa Jawa Krama (halus) sehingga hanya segmen tertentu yang menikmati.
“Saat kami coba ubah format bahasa Sempulur pada tahun 2016 silam, malah diprotes pembaca lama sehingga akhirnya kami terbitkan Jawacana ini yang khusus bahasa Jawa nonformal,” ujarnya.
Meski Jawacana diluncurkan degan bahasa Jawa Ngoko, namun tetap memperhatikan aspek tata bahasa yang santun dan sopan.