Beranda Daerah Wonogiri Ini Cara Mendeteksi Datangnya Bencana Banjir dan Longsor di Wonogiri

Ini Cara Mendeteksi Datangnya Bencana Banjir dan Longsor di Wonogiri

Pemasangan papan informasi, titik kumpul, dan alat deteksi di Dusun Selopukang, Desa Sendang, Wonogiri.
Pemasangan papan informasi, titik kumpul, dan alat deteksi di Dusun Selopukang, Desa Sendang, Wonogiri.

WONOGIRI-Sedikitnya belasan early warning system (EWS) saat ini sudah terpasang dia sejumlah titik di Kabupaten Wonogiri. Alat tersebut menjadi pendeteksi dini terjadinya bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto mengungkapkan,
EWS yang telah terpasang ada dua jenis. Meliputi EWS banjir dan tanah longsor.

“Yang banjir telah terpasang 3 unit
Sedangkan yang tanah longsor sudah lebih dari 10 unit,” ungkap dia, Jumat (5/10/2018).

Sumber pembiayaan EWS, jelas dia ada yang dari APBD Provinsi, APBD Wonogiri dan UGM Yogyakarta.
Untuk pemeliharaan EWS, sementara dari BPBD namun ke depan, ketika sudah ada penyerahan aset ke desa bisa dianggarkan melalui APBDes.

EWS dipasang di sejumlah titik rawan bencana. Misalnya beberapa lokasi di Purwantoro, maupun Kismantoro.

Baca Juga :  Mengenal Kode TL P TH di SKD CPNS Kemenag 2024, 37.849 Pelamar Lolos SKD

Sementara, ancaman longsor di Dusun Selopukang, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, masih besar. Untuk meminimalkan kerugian ketika bencana datang, sejumlah pihak telah memasang alat pendeteksi gempa, G. Connect.

Di daerah yang berada di tebing Waduk Gajah Mungkur tersebut juga dipasang tanda petunjuk evakuasi dan tanda titik kumpul. Pemasangan melibatkan akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Kodim 0728 Wonogiri, perangkat desa dan warga sekitar.

Dosen UGM, Mardani mengatakan, pemasangan alat deteksi gempa tersebut guna menanggulangi atau upaya mendeteksi dini bencana alam yang timbul di wilayah setempat. Menurut dia daerah tersebut merupakan daerah rawan bencana khususnya, pergerakan tanah hingga tanah longsor.

Dia menjelaskan, wilayah Selopukang berada pada daerah yang miring. Telah terjadi beberapa kali pergerakan tanah. Hal itu bisa dilihat pada bangunan rumah warga yang retak-retak di bagian dinding dan lantainya. Aris Arianto