Beranda Daerah Solo Faktor Ekonomi Dominasi Penyebab KDRT di Solo

Faktor Ekonomi Dominasi Penyebab KDRT di Solo

ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga.

SOLO– Faktor ekonomi menjadi faktor dominan penyebab terjadinya tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kota Solo. Pada strata sosial masyarakat menengah kebawah, kasus KDRT cenderung lebih cepat terungkap dibandingkan dengan masyarakat dari strata sosial atas.

Menurut Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Surakarta, AKP Hastin Mahardjanti, sampai awal Desember 2018, kasus KDRT menduduki peringkat teratas dalam kasus yang ditangani dalam unitnya.

“Sedikitnya sudah ada 26 kasus penganiayaan dalam lingkup keluarga terjadi di Solo sepanjang tahun 2018, hingga awal Desember. Pemicu utama adalah faktor ekonomi dan biasanya hal ini terjadi pada masyarakat yang memiliki taraf kehidupan menengah kebawah. Mayoritas karena pendapatan suaminya pas-pasan. Kemudian baik anak maupun istri menuntut lebih, sehingga karena stress, sang suami tega melakukan penganiyaan kepada anak maupun istri,” urainya, Sabtu (8/12/2018).

Di sisi lain, orang ketiga menjadi penyebab lain dalam KDRT khususnya di kalangan masyarakat yang memiliki taraf ekonomi menengah keatas.

Baca Juga :  Menggebu-Gebu Saat Kampanye Akbar di Solo, Ahmad Luthfi: Bapak Jokowi Telah Memberikan Dukungan Pada Kita

“Jadi ketika sang suami memiliki wanita idaman lain, sang istri tidak terima. Karena merasa tersingung dengan ucapan sang istri, suaminya nekat main tangan, hanya untuk membela selingkuhannya. Tidak menutup kemungkinan juga jika kedua faktor tersebut juga mempengaruhi secara bersamaan. Misalnga ada satu kasus yang kami tangani, dimana awalnya akibat orang ketiga, lalu berkembang menjadi masalah ekonomi. Karena sudah tidak kuat membiayai, akhirnya kasus perselingkuhan itu terkuak. Lalu, si pria menganiaya istri pertamanya,” imbuh Hastin.

Sementara itu, Hastin juga mencatat bahwa karakteristik KDRT dalam masyarakat menengah keatas cenderung berlangsung lebih lama bahkan hngga bertahun-tahun. Sedangkan, untuk kalangan menengah kebawah lebih cepat terungkap karena segera melaporkan kasus tersebut ke pihak berwajib.

“Kalau KDRT kalangan menengah atas, lebih lama terungkap. Korban (istri) memendam kasus tersebut hingga bertahun-tahun. Alasannya apa? Karena menjaga nama baik keluarga supaya aib tersebut tidak sampai diketahui oleh keluarga mereka. Berbeda dengan kalangan menengah bawah, malah sebaliknya,” tururnya. Triawati PP