SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Krisis air bersih dampak kemarau berkepanjangan ternyata tak hanya menjadi derita warga di wilayah Sragen Barat dan Utara.
Di Kecamatan Masaran yang notabene masih relatif dengan wilayah Sragen Kota pun juga sudah dilanda kekeringan. Bahkan di beberapa titik di wilayah ini kekeringan ternyata sudah berlangsung hampir dua bulan dan menjadi bencana rutin tahunan.
Salah satunya di Desa Sepat, Kecamatan Masaran. Di desa ini, sedikitnya 500 Kepala Keluarga (KK) di lima RT di tiga dukuh, sudah dilanda kekeringan sejak sebulan terakhir.
Kepala Dusun 2 Desa Sepat, Isharyanto mengungkapkan krisis air di desanya melanda Dukuh Mojoroto RT 23, Dukuh Dawungan RT 26 dan 27, serta Dukuh Gelangan RT 29 dan 30.
Kekeringan parah dirasakan warga sejak tiga pekan terakhir. Sumur-sumur warga mengering, sehingga warga terpaksa tiap malam bergerilya mencari air ke sumur sawah demi bisa mendapat air bersih.
“Karena kalau siang, sumur sawah dipakai untuk nyedot tanaman. Kalau malam baru warga pada ke sawah ambil air. Sumur di rumah sudah kering nggak ada airnya lagi. Ini sudah setiap tahun dialami warga di beberapa RT itu. Total ada 500 KK yang saat ini mengalami krisis air,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (19/10/2019).
Menyikapi persoalan itu, Pemdes dan elemen karang taruna pun langsung bergerak cepat. Kades terpilih, Mulyono langsung berkoordinasi dengan Kadus dan Karang Taruna untuk menggalang kekuatan menggelontorkan bantuan droping air bersih ke warga di lima RT tersebut.
Isharyanto menguraikan sudah sepekan terakhir, setiap hari Pemdes, Karang Taruna dan Ormas Poldes yang dikomando Kades terpilih, berjibaku menyalurkan bantuan droping ke warga. Bahkan karena banyaknya antrian, droping digelar sampai malam hari.
“Hari Senin sampai Rabu kemarin sudah lima tangki. Malam ini ada dua tangki. Besok tiga tangki lagi dan seterusnya. Ini kemarin hasil koordinasi dengan Pak Kades terpilih dan Karang Taruna untuk cepat tanggap menangani persoalan warga. Kebetulan kemarin, kami bersama warga PSHT sini juga sudah gotong royong membuat tandon air. Total ada enam tandon yang kita buat di tiga dukuh itu. Sehingga begitu droping datang tinggal ngisi ke tandon. Nanti warga tinggal ngangsu ke tandon,” terangnya.
Kades terpilih Desa Sepat, Mulyono mengungkapkan kegiatan droping secara massif itu dilakukan sebagai wujud tanggungjawab Pemdes dan elemen desa untuk melayani dan merespon kebutuhan warga secara cepat.
Terlebih, Ormas Poldes yang ia pimpin, selama ini juga banyak berkecimpung di bidang sosial dan membantu kebencanaan.
“Karena di wilayah kita juga ada kekeringan, maka kita prioritaskan penanganan cepat dan tuntas. Sampai malam pun droping tetap jalan. Karena menunggu longgarnya armada, tapi semua elemen Poldes, karangtaruna dan Pemdes sudah siap melayani 24 jam. Ini juga bagian tanggungjawab kami dan menunjukkan bahwa Pemdes hadir untuk menangani permasalahan warga secara cepat,” tuturnya.
Ketua Karang Taruna Desa Sepat, Tri Setiawan menyambut positif respon Kadus dan Kades terpilih yang cepat tanggap menangani persoalan krisis air di tiga dukuh. Karang taruna juga mendukung penuh serta menerjunkan personel untuk membantu kegiatan droping setiap waktu.
Menurutnya, sinergitas positif yang terbangun semua elemen di Sepat saat ini sangat bagus. Apalagi Desa Sepat sudah masuk salah satu desa siaga.
“Kami mengapresiasi semangat kebersamaan dan kecepatan penanganan yang dilakukan pemerintahan baru di desa kami. Apalagi Pak Kades yang terpilih juga masih muda, jiwa sosialnya tinggi lewat Ormas Poldes yang memang basic-nya di kegiatan sosial. Tidak hanya memikirkan perangkat secara struktural, tapi kondisi dan keluhan masyarakat juga langsung diperhatikan. Makanya Karang Taruna juga antusias nyengkuyung, semoga semangat guyub rukun dan sinergitas ini terus terbangun,” tandasnya. Wardoyo