JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kompetensi Nadiem Anwar Makarim di bidang pendidikan, dapat dilihat dari kompetensi para mitra atau driver GoJek.
Demikian diungkapkan oleh pakar komunikasi politik, Effendi Gazali. Dia mengakui, penunjukan mantan CEO GoJek, Nadiem Makarim itu oleh Presiden sebagai Mendikbud memang sempat dianggap sebagian masyarakat tidak cocok.
Effendi menyampaikan hal itu dalam tayangan unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, (29/10/2019). Dia membeberkan sebagian masyarakat mempertanyakan nasib perusahaan sebesar GoJek yang kini ditinggalkan oleh Nadiem Makarim.
“Nah untuk Nadiem, tadi sudah dibahas dengan banyak ya, tentu orang bisa mempersoalkan derivatifnya bagaimana, sahamnya itu sekarang siapa yang punya, dan lain-lain,” kata Effendi Gazali.
Effendi Gazali kemudian menyorot bagaimana pengalaman Nadiem Makarim di dunia pendidikan yang juga dipertanyakan sebagian orang.
Effendi Gazali menyebut pemilihan Nadiem Makarim oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Mendikbud tidak serta merta soal kemampuannya di industri digital dan kewirausahaan.
“Tapi bagi saya, ada satu hal yang mungkin bisa menarik,” ucap Effendi Gazali.
“Ini soalnya pendidikan ya, terkait dengan revolusi mental, kewiraan, budi pekerti, dan lain-lain, bukan hanya soal bagaimana mengejar dunia digital kreatif,” terangnya.
Effendi Gazali menyebut masyarakat bisa melihat hasil Nadiem Makarim di dunia pendidikan dengan mengamati perilaku para mitra atau driver GoJek.
Perilaku para mitra GoJek secara tidak langsung bisa menggambarkan bagaimana hasil Nadiem Makarim dalam mendidik.
“Mudah-mudahan dengan itu hasil praktis yang bisa kita nikmati adalah teman-teman kita para driver ojek,” kata Effendi Gazali.
“Harusnya sekarang itu lebih memperlihatkan disiplin dan enggak boleh sembarangan. Karena secara tidak langsung, itulah hasil pendidikan dari Bapak Nadiem Makarim,” ujarnya.
Jika sampai ada driver GoJek yang bertindak sembarangan dan tidak disiplin, maka secara tak langsung sosok Nadiem Makarim belum sepenuhnya berhasil mendidik mereka.
“Kalau mereka tidak disiplin atau agak ngaco-ngaco, itu berarti terkait langsung dengan hasil pendidikan yang bisa kita lihat ke arah pendidikan,” tuturnya.
Effendi Gazali menganggap poin-poin penilaian terhadap mitra GoJek oleh Nadiem Makarim bisa diterapkan ke dunia pendidikan.
“Tidak hanya mengejar startup, kemudian nanti hectacorn dan lain-lain itu, tapi juga budi pekerti, disiplin, dan lain-lain,” ucapnya.