SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tragedi pencemaran limbah Bengawan Solo kembali menjadi sorotan. Ribuan ikan mendadak mati dan memenuhi sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo di wilayah Sragen sejak empat hari terakhir.
Bau busuk menyengat dari bangkai ikan membuat warga di sepanjang aliran terpanjang di Pulau Jawa itu, resah. Diduga kuat ribuan ikan itu mati akibat dampak pencemaran limbah di Bengawan Solo yang kian parah.
“Sudah empat hari ini Mas, ikan-ikan pada mati. Nggak kehitung jumlahnya. Kemarin sungai ini penuh dengan bangkai ikan. Baunya busuk,” papar Lestariyanti (38) warga Dukuh Nglombo RT 3, Desa Tenggak, Sidoharjo, Sragen, Senin (4/11/2019).
Lestari yang tinggal bersebelahan dengan sungai menuturkan kematian ribuan ikan itu menjadi yang terparah sepanjang sejarah. Ia menduga matinya ikan akibat limbah buangan pabrik yang hitam pekat dan beracun.
Meski setiap tahun terjadi, limbah buangan kali ini dirasakan paling mematikan.
“Sampai ikan sapu-sapu saja pada mati Mas. Ini limbahnya paling parah. Hitam pekat dan beracun. Selain sapu-sapu, ikan patin, lele, wader juga mati semua,” tuturnya.
Menurutnya keberadaan bangka ikan itu sangat mengganggu. Sebab bau busuk yang muncul mengganggu kenyamanan.
Selain itu, hamparan bangkai ikan yang ada di sungai juga mengganggu aktivitas warga yang mencari pasir.
“Tanda-tandanya kena limbah sudah kelihatan. Airnya keruh hitam dan baunya menyengat. Nggak macam air sungai biasanya. Makin hari makin parah,” katanya.
Ia berharap pemerintah segera turun tangan dengan fenomena pencemaran Sungai Bengawan Solo yang kian parah tersebut. Sebab hampir puluhan tahun pencemaran selalu terjadi tanpa pernah tertangani.
Senada, Wahono, warga Tangen juga membenarkan adanya kematian ikan dampak limbah Sungai Bengawan Solo. Menurutnya tragedi kematian massal ikan di Bengawan Solo wilayahnya terjadi dalam dua hari terakhir.
Ia juga mengakui jika ikan-ikan itu diduga mati akibat air sungai yang tercemar limbah.
“Dari kemarin ikan-ikan sudah jadi bangkai dan mengambang di sungai. Baunya busuk sekali,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen, Samsuri mengatakan untuk pencemaran sungai Bengawan Solo yang diakibatkan buangan limbah di wilayah Sragen, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan bupati terkait upaya meminimalisir limbah buangan di anak-anak sungai bengawan.
Namun untuk pencemaran dari limbah yang terjadi di Bengawan Solo, diduga juga berasal dari buangan pabrik-pabrik besar di luar Sragen, utamanya di wilayah atas Sragen. Untuk yang penanganan sumber pencemaran di luar Sragen, hal itu menjadi kewenangan provinsi.
“Tapi kita sudah buat laporan ke provinsi. Nanti dari provinsi akan memerintahkan kabupaten-kabupaten untuk memiminalisir limbah buangan di masing-masing wilayah. Kita nggak punya kewenangan langsung menegur Karanganyar atau daerah atas lainnya,” terangnya.
Terkait insiden kematian ikan di sepanjang Sungai Bengawan Solo dampak limbah beracun saat ini, pihaknya akan segera menerjunkan tim untuk mengecek ke lapangan. Wardoyo