SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Modus terorisme di Indonesia mengalami pergeseran. Bila semula teror dilakukan terorganisir dan dikendalikan terpusat, kini terorisme bisa dilakukan oleh individu.
Tidak harus tergabung dalam organisasi tertentu. Niat individu melakukan aksi teror bisa muncul dari membaca buku, media sosial dan melihat tayangan youtube yang mengajarkan radikalisme.
Demikian diungkapkan, Direktur Amalia Consulting, Suharno, kepada media, Selasa, (19/10/2019).
Suharno mengungkapkan, kegiatan terorisme, pasti membutuhkan dana operasional. Sumber perolehan bisa dari manapun, tidak terkecuali Bank Perkreditan Rakyat (BPR), sehingga BPR berpotens dijadikan sarana pendanaan terorisme.
“BPR belum memiliki sarana dan regulasi secanggih Bank Umum, sehingga ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk pencucian uang dan pendanaan terorisme. Untuk mencegah agar BPR tidak dimanfaatkan sebagai tempat pencucian uang dan pendanaan terorisme. Sabtu lalu, kami telah memaparkan strategi, kiat dan tip agar BPR tidak dijadikan ajang kegiatan tersebut ” paparnya, sebagaimana dikutip dalam rilis ke Joglosemarnews.
Lebih lanjut, Suharno, yang juga dosen prodi akuntansi Unisri, menjelaskan workshop digelar di PD BPR BKK Karagmalang, Sragen, Sabtu (16/11/2019), diikuti 200 peserta, terdiri dari jajaran direksi, pimpinan dan karyawan.
Workshop mengangkat tema Penerapan APU PPT Berbasis Penilaian Profil Nasabah. Acara tersebut dibuka oleh Direktur Utama PD BPR BKK Karangmalang, H. Raji, SE, MM.
Dalam sambutan pembukaan, Raji, berpesan agar seluruh karyawan, tanpa terkecuali, berkomitmen, menerapkan prinsip-prinsip APU PPT dengan sungguh-sungguh.
” Kita melaksanakan APU PPT bukan sekedar menjalankan kewajiban OJK semata. Namun APU PPT kita jalankan karena merupakan kebutuhan kita semua. Untuk menjaga agar reputasi dan kinerja PD BPR BKK Karangmalang bisa terus tumbuh dan berkembang di tengah persaingan yang sangat kompetitif dewasa ini,” pungkasnya.
Workshop dikemas membumi dengan pendekatan edutaiment, fun dan antusuis, berlangsung atraktif dan interaktif, membuat peserta betah mengikuti acara workshop hingga akhir. suhamdani