KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah X Jateng, Misbakhul Munir menyampaikan luas lahan kritis di seluruh wilayah Jateng saat ini mencapai 600.000 hektare.
Di wilayah Karanganyar sendiri terdapat sekitar 12.000 hektare lahan kritis, baik milik Perum Perhutani maupun milik masyarakat.
Hal itu disampaikan saat menghadiri kegiatan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) yang dilaksanakan di Desa Gerdu Kecamatan Karangpandan, Karanganyar kemarin.
Munir berharap seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli terhadap wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).
Ia mengatakan, sejumlah 16.900 bantuan bibit tanaman produktif atau buah-buahan seperti durian, kelengkeng, alpukat dibagikan kepada masyarakat sekitar dan para relawan yang berada di wilayah Karangpandan. Vibit itu akan ditanam di sejumlah lahan milik masyarkat.
“Untuk pemulihan DAS dari hulu, ada bantuan bibit tanaman produktif sejumlah 16.900. Bantuan tanaman ini ditanam di lahan milik masyarakat. Sekarang yang tidak bisa diatur polanya yaitu penebangan di lahan warga. Perlu dukungan stake holder dan masyarakat untuk mempertahankan vegetasi tanaman. Harapannya ketika sudah ditanam dipelihara. Nanti buahnya bisa dimanfaatkan namun pohonnya tidak boleh ditebang,” paparnya.
Kasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo, Sarmo menyampaikan, kerusakan DAS bisa dipengaruhi oleh lahan kritis, maka perlu adanya pemulihan DAS.
“Kerusakan dilihat dari lahan kritis. Kerusakan lahan dan penebangan pohon besar-besaran seharusnya diimbangi dengan penanaman. Penanaman ini bagian dari pemulihan DAS,” ujarnya.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar, Bambang Harsono mengungkapkan, dengan pemulihan DAS ini untuk menjaga supaya alam tetap lestari.
“Pemkab Karanganyar sudah menjalankan program penanaman pohon berkelanjutan. Itu untuk menjaga ketersediaan air serta kelestarian alam,” ujarnya. Wardoyo