Didi Kempot, nama ini tentulah tak asing bagi pencinta musik, khususnya di wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Didi Kempot identik dengan musik campursari, bukan hanya pada generasi tua, tetapi juga pada generasi milenial.
Pemilik nama asli Didi Prasetyo ini telah berkecimpung di dunia campursari selama 30 tahun. Ia adalah putra pelawak Ranto Edi Gudel (almarhum) atau Mbah Ranto. Kakaknya merupakan seorang pelawak Srimulat, Mamiek Podang (almarhum).
Beberapa bulan ini nama Didi Kempot menjadi perbincangan netizen. Generasi milenial yang pada dasarnya tidak familier dengan genre musik yang dinyanyikan oleh Didi Kempot pun mulai kecanduan dengan karyanya yang menyentuh hati. Bahkan para penggemar Didi Kempot yang mayoritas anak muda memberi julukan sang maestro campursari tersebut dengan sebutan The Godfather of Broken Heart, ada pun fans-nya menamakan dirinya Sobat Ambyar.
Didi Kempot mengaku baru sekali mengalami patah hati ini, dan hampir 90 persen dari lagu yang diciptakannya berkisah tentang patah hati. Lagu-lagu yang masih hits hingga saat ini antara lain, Cidro, Stasiun Solo Balapan, Cucak Rowo, dan masih banyak lagi.
Lagu-lagu karyanya memang sangat cocok untuk para Sobat Ambyar yang sedang patah hati. Selain itu seniman asli Solo ini juga ingin membuktikan bahwa lagu campursari juga mendapat tempat di hati anak muda. Selain dalam konser, kini suara emasnya, masih banyak diputar di bus-bus, pasar, hingga gang-gang sempit.
Sosok yang Tak Kenal Menyerah
Meski berasal dari keluarga seniman ternama di Solo, tidak serta-merta membuat perjalanan karier Didi Kempot mulus. Kesuksesan yang berhasil diraih oleh pria ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kerja keras dan pantang menyerah merupakan usaha yang ia lakukan selama ini.
Kariernya dibangun mulai dari nol, tahun 1984 ia memutuskan untuk menjadi musisi jalanan di kota Solo. Tahun 1987 hijrah ke Jakarta, Didi Kempot mengontrak rumah bersama teman-temannya. Ia dan teman-temannya tergabung dalam Kelompok Penyanyi Trotoar (Kempot), mulai dari situ ia kemudian dipanggil Didi Kempot.
Ibarat pepatah sambil menyelam minum air, sembari mengamen Didi Kempot dan teman-temannya berkali-kali menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta. Usahanya itu belum membuahkan hasil, tetapi bukan Didi Kempot namanya jika menyerah begitu saja.
Sampai akhirnya sebuah keberuntungan berpihak pada suami Yan Velia itu. Ia diajak bekerja sama dengan produser musik di tahun 1989. Lagu pertamanya yang dirilis adalah Cidro yang mengisahkan tentang patah hati.
Terus Berkarya
Sejak itu, Didi Kempot mulai sering tampil di layar kaca. Tak hanya berhenti di situ, album demi album mulai diluncurkan, Stasiun Balapan (1999); Plong (2000); Ketaman Asmoro (2001); Poko’e Melu (2002); Cucak Rowo (2003); Jambu Alas (2004); Ono Opo (2005).
Didi Kempot juga telah mendapatkan berbagai penghargaan antara lain Indonesian Dangdut Award 2019; Anugerah Musik Indonesia (AMI) Award 2013; AMI Award 2011; AMI Award 2010; AMI Award 2003; AMI Award 2002; dan AMI Award 2001.
Kembali Naik Daun
Dalam beberapa bulan terakhir nama Didi Kempot dengan lagu-lagu patah hatinya kembali naik daun di kalangan anak muda. Para fans atau penggemar menjuluki idolanya tersebut dengan sebutan The Godfather of Broken Heart.
Dalam berkarya tak perlu banyak kata, Didi Kempot menunjukkan dirinya sebagai pria sejati melalui kegigihan, keuletan, kerja keras dan sikap tak mudah menyerah. Pilihan yang tepat menjadikan Didi Kempot sebagai brand ambassador terbaru Shopee.
Didi Kempot yang telah resmi menjadi anggota keluarga besar Shopee Indonesia otomatis menjadi bagian dari Shopee 2.2 Men Sale 2020. Akan ada aneka promo dan penawaran menguntungkan yang memungkinkan kamu untuk mendapatkan barang idaman dengan harga yang sangat ekonomis! Jadi Sobat Ambyar jangan sampai kamu lewatkan promo Shopee 2.2 Men Sale ini ya! *