KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Musibah keracunan massal yang menimpa puluhan siswa SDIT Muhammadiyah Jumapolo Karanganyar, Senin (17/2/2020) malam menguak fakta baru.
Para siswa sempat merasakan ada keanehan dari menu ayam goreng yang diduga menjadi pemicu insiden keracunan tersebut.
Natasya, salah satu siswa yang menjalani perawatan, mengungkapkan, saat makan, ia sudah curiga dengan kondisi ayam.
Sebab daging ayam goreng yang disajikan itu sudah agak berbau. Tapi karena lapar, ia tetap makan daging yang telah bau tersebut.
“Saat makan, saya merasa aneh, karena ayam sudah bau. Tapi tetap makan, karena lapar. Setalah makan, selang tiga jam, kepala saya terasa pusing dan perut mual. Namun tetap saya tahan dan baru pagi harinya saya melaporkan ke pihak asrama dan langsung dibawa ke Puskesmas,” ungkapnya saat ditemui wartawan, Selasa (18/2/2020).
Sebanyak 25 siswa siswi sekaligus santri Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammadiyah, Jumapolo, malam itu langsung mengalami gejala keracunan, Senin (17/02/2020) malam.
Para siswa kelas VI itu diduga memang mengalami keracunan ayam goreng dan saos saat makan malam yang disajikan oleh pihak sekolah.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SDIT Muhammadyah Jumapolo, Nuruddin, mengatakan, kejadian bermula sekitar pukkul 18.30 WIB, saat para siswa makan malam yang disajikan oleh pihak sekolah dengan lauk daging ayam goreng tepung serta saos.
Menurutnya, dua jam setelah makan, atau tepatnya pukul 21.00 WIB, para siswa mulai mengalami pusing dan mual.
Mengetahui banyak siswa yang mengalami pusing dan mual, jelasnya, secara bergantian para siswa ini, dibawa ke Puskesmas Jumapolo.
Dari 25 siswa tersebut, hanya lima siswa yang menjalani rawat inap, sedangkan sisanya menjalani rawat jalan.
“Siswa- siswi kami ini mengalami mual dan pusing usai makan malam dengan lauk ayam goreng tepung. Secara bergantian, mereka kami bawa ke Puskesmas untuk menjalani pemeriksaan,” paparnya Selasa (18/2/2020).
Nuruddin menguraikan hingga kini pihak sekolah masih terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan kesehatan para siswanya.
Terpisah, Taryadi, petugas bidang pengendalian penyakit menular dan tidak menular Puskesmas Jumapolo, menyatakan para siswa awalnya memang mengalami gejala pusing, sesak nafas dan muntah.
“Kita masih mencari tahu penyebabnya dengan membawa sisa makanan ke laboratorium,” jelasnya. Wardoyo