YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Yogyakarta menerapkan protokol baru bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Malioboro pada masa new normal. Salah satu peraturannya adalah pengaturan akses bagi pejalan kaki menjadi dua arah.
Dalam aturan ini, pejalan kaki di Malioboro harus ingat dari arah mana saat masuk ke Malioboro. Apakah dari utara atau selatan.
Sejak Kamis, 11 Juni 2020, UPT Malioboro menentukan trotoar atau pedestrian bagian barat hanya untuk akses pejalan kaki yang masuk dari selatan (Titik Nol Kilometer) menuju utara (Stasiun Tugu). Sedangkan trotoar sebelah timur digunakan untuk akses pejalan kaki dari arah sebaliknya, utara ke selatan.
“Pembagian akses pejalan kaki itu untuk mengatur pengunjung supaya masuk dan keluar dari sisi trotoar yang sama,” ujar Ekwanto, Kepala UPT Malioboro, Kamis,18 Juni 2020. Dia mencontohkan, jika pengunjung masuk dari selatan, maka ketika sampai di utara dan mau keluar maka harus menyeberang dan berjalan melalui trotoar di sisi timur hingga ke Pasar Sore.
Adapun pengunjung yang masuk dari sisi utara, kalau sudah sampai selatan harus menyeberang dan berjalan melalui trotoar sisi barat hingga keluar di Jalan Pasar Kembang. Namun jika pengunjung sudah berjalan di tengah Malioboro lalu tiba-tiba ada keperluan mendadak dan harus segera keluar dari kawasan itu, bisa langsung menberitahu petugas yang berjaga.
Kawasan Titik Nol Kilometer Yogya, di ujung jalan Malioboro, tampak sudah kembali dipadati pengunjung pada Sabtu petang, 6 Juni 2020. Pemerintah DIY sendiri masih memperpanjang masa tanggap darurat hingga 30 Juni 2020 guna memastikan new normal yang diproyeksi paling cepat Juli 2020. TEMPO/Pribadi Wicaksono
“Intinya kalau mau balik arah, masuk dari selatan ya keluar dari selatan. Begitu juga sebaliknya,” ujar Ekwanto. Pada setiap titik masuk Malioboro akan ada petugas yang memeriksa suhu tubuh dan mengecek alat pelindung diri, yakni masker.
Para petugas yang berjaga selama 24 jam itu menyebar dari sisi utara di depan Hotel Grand Inna Malioboro sampai ke sisi selatan di Tugu Ngejaman, utara Gedung Agung. “Mohon maaf kalau tidak pakai masker kami minta untuk putar balik. Dilarang masuk,” kata Ekwnto.
Pengunjung Malioboro juga wajib untuk scan barcode yang tertera guna memudahkan petugas melakukan pelacakan jika terjadi sesuatu. Ketentuan ini tak hanya berlaku bagi para pengunjung, melainkan juga pedagang.
Mengenai kemungkinan pengunjung yang masuk dari sirip-sirip atau sisi jalan di samping Malioboro, Ekwanto mengatakan telah memikirkan kemungkinkan tersebut. Menurut dia, terdapat 11 sirip jalan masuk Malioboro dari sisi samping. Di titik-titik itu juga sudah ada petugas yang bersiaga.
UPT Malioboro telah menyediakan fasilitas mencuci tangan berupa 40 wastafel. Masing-masing 20 unit di trotoar sisi kanan dan kiri. Dalam sepekan terakhir, tercatat sekitar 3000 – 4000 orang yang masuk Malioboro.