Beranda Daerah Sragen Bikin Haru, Simak Tulisan di Kaos Duda yang Tewas Gantung Diri di...

Bikin Haru, Simak Tulisan di Kaos Duda yang Tewas Gantung Diri di Banyurip Sragen Ini. Siapa Sosok yang Tertulis di Kaos Almarhum ?

Tulisan Sedulur BWPur di kaos yang dikenakan almarhum menyita perhatian. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah tragis warga Desa Banyurip, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Subur (70) yang tewas gantung diri di teras rumahnya, Minggu (31/1/2021) pagi menyisakan cerita lain.

Saat ditemukan, duda sebatang kara asal Dukuh Depokan RT 8/2, Banyurip yang ditemukan tak bernyawa di blandar tewas rumah milik anaknya itu ternyata mengenakan kaos berwarna kuning.

Tulisan di kaos itu menyita perhatian. Sebab di kaos itu ada tulisan sedulur BWPur. Nama BWPur begitu melekat di sebagian masyarakat di Sragen timur.

Siapakah BWPur itu? Sosok BWPur yang ada di kaos itu tak lain adalah anggota DPRD Sragen asal Dapil Sragen 5, Bambang Widjo Purwanto.

Kaos dengan tulisan BWPur itu menjadi salah satu sarana sosialisasi politiknya saat pencalegan Pileg 2019 lalu. Sosok legislator dari Golkar asal Gondang yang begitu merakyat memang dikenal dekat dengan masyarakat di tiga kecamatan Gondang, Sambungmacan dan Sambirejo.

“Iya saya juga dapat kabar duka itu. Semoga almarhum Husnul khatimah,” tutur Bambang Widjo dikonfirmasi kabar duka itu, Minggu (31/1/2021).

Data yang dihimpun di lapangan, korban ditemukan kali pertama oleh tetangganya sekitar pukul 05.00 WIB.

Baca Juga :  Polisi Tutup Penjualan Miras Berkedok Cafe di Wilayah Gemolong, Sragen, Ini Penampakannya

Salah satu warga kaget saat melintas di depan rumah korban, mendapati pria tua itu sudah meninggal dengan kondisi menggantung di teras.

“Yang tahu pertama kali tetangganya. Saat lewat tadi pagi, kaget melihat korban sudah meninggal gantung diri di blandar teras rumah. Dia memang tinggal sendirian di rumah, nungguin rumah anak dan menantunya yang merantau di Makassar,” papar salah satu tokoh Desa Banyurip, Kisworo, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (31/1/2021).

Kisworo menguraikan almarhum yang asli Lamongan, selama ini memang diminta menempati rumah anaknya, Munawaroh (42) dan sang suami yang asli Banyurip, Wiyono (45).

Kedua anaknya itu sudah lama merantau di Makassar dan tak pernah pulang. Selama bertahun-tahun pula, almarhum menempati rumah anaknya itu dengan bekerja serabutan.

“Selama ini sering ikut kerja saya. Kadang kalau ada kerjaan, saya ajak dia. Meski sudah 70 tahun usianya, tapi masih kuat kerja,” tuturnya.

Kisworo menyampaikan tidak ada pertanda apapun atau firasat sebelum kejadian. Kepada tetangga dekat dan rekan-rekan sekerjanya, almarhum juga tak pernah mengeluhkan permasalahan apapun sebelum kejadian.

Baca Juga :  Bendungan Winong Gondang Sragen Jebol, DPR RI Sriyanto Saputro Turun Tangan Sidak Ke Lokasi

“Mungkin depresi karena tinggal sendirian dan anaknya di Makassar sudah tahun-tahunan nggak pulang,” tukasnya.

Menurut rencana, almarhum akan dimakamkan di pemakaman umum dukuh setempat hari ini juga.

Terpisah, Kasubag Humas Polres Sragen, Iptu Suwarso membenarkan kejadian itu. Menurutnya dari hasil olah TKP dan identifikasi tim medis maupun Inafis Polres, tidak ditemukan tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh korban. Wardoyo