JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kritik internal yang menyebut partai Demokrat sebagai partai keluarga, rupanya membuat Ketua Umum partai berlambang mercy itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) “meradang”.
Ia pun menjawab kritik bahwa Partai Demokrat dikatakan menjadi partai keluarga sejak Kongres 2020.
Agus balik mempertanyakan letak kesalahan jika anggota keluarga Yudhoyono berkiprah di Demokrat.
“Apa salahnya keluarga Yudhoyono dalam Partai Demokrat? Ada yang salah enggak?” kata AHY di kantor Tempo, Jakarta, Kamis (15/4/2021).
AHY mengatakan kongres 2020 dihelat dengan membuka peluang bagi siapa pun untuk mencalonkan diri. Namun, kata AHY, hanya dia yang mendaftar sebagai calon ketua umum.
AHY lantas menjelaskan posisi keluarga Yudhoyono di Partai Demokrat. Ia mengatakan, ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono, secara faktual memang pendiri Partai Demokrat.
Meski begitu, AHY menyebut Yudhoyono tak pernah meminta dikultuskan.
“Tapi kader semuanya tahu siapa yang mendirikan, dan babak kedua membesarkan partai,” ucapnya.
AHY mengatakan, besarnya Partai Demokrat tak bisa dimungkiri lantaran SBY. Ketika Yudhoyono menjadi presiden pada 2004, Demokrat belum banyak dikenal publik. Namun pada 2009, perolehan suara partai berlambang mercy ini meroket hingga 21 persen dengan 148 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.
Masa keemasan itu berlangsung hingga 2012-2013 ketika partai anjlok karena kasus korupsi sejumlah kader.
Menurut Agus, Yudhoyono yang awalnya tak ingin menjadi ketua umum lantas didesak mengambil kepemimpinan untuk menyelamatkan partai.
“Akhirnya beliau ‘ya sudahlah demi amanah kader, saya turun gunung’, menyelamatkan Partai Demokrat melalui KLB 2013, menerima sebagai ketua umum tapi juga tetap menunjuk seorang ketua harian ketika itu,” ujar AHY.
Yudhoyono kembali menjadi ketua umum Demokrat lewat kongres 2015 atau setahun setelah tak lagi menjabat presiden. Menurut Agus, Yudhoyono sudah merencanakan untuk menjauh dari politik setelah masa jabatan ketua umum berakhir tahun 2020.
“Sebelum ibu wafat pun, beliau (Yudhoyono) sudah punya cita-cita berdua, ini yang terakhir, setelah ini saya akan fade away dari day to day politics,” kata Agus.
Ani Yudhoyono meninggal pada 1 Juni 2019, sebelum SBY purnatugas dari jabatan ketua umum Demokrat. Adapun Kongres V digelar pada Maret 2020.
Menurut Agus, kongres 2020 lantas digelar lewat sebuah proses yang demokratis. Ia mengatakan gelaran itu berbeda dengan Kongres Luar Biasa Deli Serdang dengan terpilihnya Moeldoko sebagai ketua umum, yang disebutnya diwarnai ancaman, intimidasi, dan iming-iming kepada kader Demokrat.
Agus mengatakan peserta Kongres 2020 adalah para pemilik suara yang sah di partai. Ia mengatakan sebagian besar dari mereka masih hidup dan ada untuk dimintai testimoni secara langsung ihwal gelaran Kongres 2020 itu.
Agus menyampaikan, dirinya memang sempat bersafari ke 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota sebelum kongres. Alasannya, ia mengaku mendengar harapan yang berkembang agar maju sebagai calon ketua umum.
Ingin memastikan kebenaran aspirasi itu, dia berkeliling menemui para pemilik suara, yakni ketua DPD dan ketua DPC Demokrat. Agus berujar dari pertemuan tersebutlah ia mendapatkan semangat dan mandat untuk mencalonkan diri.
Agus lantas terpilih menjadi ketua umum Partai Demokrat secara aklamasi. Menurut AHY, tidak tepat jika dia disebut menjadi ketua umum Demokrat karena politik dinasti.
Kendati begitu, Agus mengaku tak bisa mencegah jika ada yang menganggap Kongres 2020 tidak fair dan memberikan ruang kepada kader lain. Ia mengatakan perbedaan anggapan itu bagaimana pun adalah bagian dari demokrasi.
“Ya itu persepsi mereka, saya juga enggak bisa mencegah. Inilah the very fundamental of democracy, ada perbedaan suara, perbedaan pandangan, saya embrace aja,” ucapnya. AHY mengatakan, banyak kader yang berterima kasih dirinya maju sebagai ketua umum.