SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah berhasil mengumpulkan zakat hingga puluhan miliar rupiah pada tahun 2020. Jumlah tersebut dikumpulkan melalui program Gerakan Cinta Zakat.
Disampaikan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng, KH Ahmad Darodji, penerimaan zakat dari ASN Pemprov Jateng di tahun 2020 itu mencapai Rp55 miliar. Jumlah tersebut belum termasuk dari Baznas kabupaten/kota yang diperkirakan total mencapai Rp400 miliar.
Darodji memaparkan, dari jumlah zakat yang terkumpul tersebut, sebanyak 60 persen akan digunakan untuk pengentasan kemiskinan, baik melalui bantuan maupun program pelatihan.
“Insya Allah tujuan kita memang kita utamakan pengentasan kemiskinan. Jadi kita zakat ini mengubah mustahiq penerima, menjadi muzakih pemberi. Itu tujuan utama kita,” ungkapnya, seperti dikutip dari laman jatengprov.go.id, Jumat (16/4/2021).
Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo optimistis Gerakan Cinta Zakat akan menghasilkan banyak manfaat, terutama pada pengentasan kemiskinan. Ia menyebut belum banyak pihak yang menyadari manfaat dari program tersebut.
“Sebenarnya (Gerakan Cinta Zakat) ini program yang sangat luar biasa. Hanya banyak masyarakat belum ngeh, belum paham, belum tahu. Maka perlu kita angkat,” ucap Ganjar usai menghadiri secara daring acara Peluncuran Gerakan Cinta Zakat oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (15/4/2021).
Gubernur Ganjar mengatakan bahwa di Pemprov Jateng sudah sejak lama mengajak para ASN untuk berzakat melalui Baznas. Meski sempat muncul prokontra, saat ini gerakan zakat di ASN Pemprov Jateng sudah tersistematisasi dengan pemotongan langsung pada pendapatan setiap bulan.
“Dengan cara itu ternyata ini jadi spirit bersama untuk mencintai Gerakan Cinta Zakat ini, sehingga ini sudah berjalan beberapa tahun. Alhamdulillah bisa kita laksanakan. Yang masyarakat belum tahu, bahkan ASN, bahkan pemerintah daerah mungkin seperti kami, juga belum tahu, bahwa ini manfaatnya ternyata banyak,” ungkap Ganjar.
Manfaat tersebut, lanjut Ganjar, antara lain adalah cara eksekusi yang cepat dari Baznas membuat penyelesaian persoalan juga bisa lebih cepat. Hal tersebut turut memaksimalkan fungsi Baznas pada pengentasan kemiskinan.
“Itu ternyata manfaatnya hebat. Orang sakit di rumah sakit nggak bisa bayar, cepat diselesaikan. Anak nggak bisa bayar sekolah, cepat diselesaikan. Mungkin mereka belum tercatat di Dinsos bantuan cepat, bahkan sudah ada yang produktif, ada yang sertifikasi, pelatihan UMKM itu cepat sekali. Jadi artinya kita bisa membuat banyak hal dari zakat ini,” tegasnya.