Beranda Umum Nasional Airlangga: Indonesia Berperan Aktif Dalam Penerapan Pembangunan Berkelanjutan

Airlangga: Indonesia Berperan Aktif Dalam Penerapan Pembangunan Berkelanjutan

Airlangga Hartarto / Dok Panitia

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Indonesia memimpin forum dialog Forest, Agriculture and Commodity Trade (FACT) sebagai co-chair bersama dengan Inggris, selaku tuan rumah KTT Perubahan Iklim COP26.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso melalui rilisnya ke Joglosemarnews menjelaskan,  forum tersebut merupakan salah satu side event yang akan digelar sepanjang tahun dalam rangkaian kegiatan menuju Sidang Perubahan Iklim COP26.

“Sedangkan agenda puncaknya akan diadakan pada bulan November tahun ini di Glasgow, Inggris,” jelasnya.

Dijelaskan, pertemuan awal pejabat negara setingkat Menteri (First Ministerial Roundtable) dari 26 negara telah dilakukan pada Kamis (15/4/2021).

Forum dialog tersebut, menurut Susiwijono, bertujuan untuk menjadi wadah kolaborasi bagi negara-negara produsen maupun konsumen dalam mempromosikan perdagangan komoditas dan pembangunan, dengan menguatkan perlindungaan terhadap lingkungan dan hutan.

Conference to The Parties (COP) sendiri merupakan konferensi pengambilan keputusan tertinggi terkait Konvensi Kerangka Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa.

“Pertemuan perdana tingkat menteri ini memberi kita kesempatan untuk melakukan dialog terbuka antara negara-negara produsen dan konsumen untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial serta perlindungan lingkungan,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Di tengah banyaknya kebijakan perdagangan yang restriktif dari negara-negara Eropa, ujar Airlangga, melalui forum tersebut Indonesia bertekad menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

“Indonesia akan memimpin dengan memberikan contoh (leading by example),” kata Menko Airlangga.

Ditegaskan bahwa Indonesia telah mengambil langkah-langkah konkret sebagai negara pertama yang mengimplementasikan Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) bersama Uni Eropa dan Inggris.

Baca Juga :  Usai Tangkap Terduga Pelaku Penambangan Ilegal di Solok, Kasatreskrim  Ditembak oleh Rekan Kerjanya Sendiri Hingga Tewas

“Indonesia juga telah melakukan penguatan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO),” tambahnya.

Airlangga mencontohkan, pada tahun 2020, Indonesia telah berhasil menurunkan 91,84% luas area kebakaran lahan dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kebakaran hutan di Indonesia pada tahun lalu seluas 300.000 hektare, sementara di Amerika Serikat seluas 3,5 juta hektare, di Uni Eropa seluas 400.000 hektare, hutan amazon seluas 2,2 juta dan 18,6 juta hektare di Australia pada periode yang sama.

Dalam sesi yang sama, Menteri Pasifik dan Lingkungan Inggris, Lord Zac Goldsmith menyampaikan pentingnya membangun momentum dan meningkatkan kolaborasi dalam menyusun peta jalan dan merumuskan aksi-aksi konkret untuk dapat disepakati nantinya pada Sidang Perubahan Iklim COP26 di Glasgow.

Karena itu, jelas Airlangga, tawaran Co-chairmanship Dialog FACT kepada Indonesia merefleksikan pengakuan Inggris terhadap komitmen kuat Indonesia dalam penanganan di bidang perlindungan lingkungan hidup, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

“Terdapat peluang bagi dunia untuk melakukan suatu pendekatan yang berkelanjutan antara pemanfaatan lahan dan produksi komoditas senilai US$4,5 triliun setiap tahun hingga 2030, seraya menjaga lingkungan,” ujar Lord Goldsmith.

Menko Airlangga juga menjelaskan upaya yang telah dilakukan Pemerintah dalam mewujudkan produksi dan perdagangan berkelanjutan.

Pertama, adalah penerapan sistem jaminan legalitas kayu dan minyak sawit berkelanjutan (ISPO). Kedua, upaya mengurangi kayu illegal dan deforestasi. Ketiga, upaya restorasi dan rehabilitasi lahan gambut, serta eempat, penetapan lahan konservasi.

Upaya tersebut menurut Airlangga, dilakukan untuk mengurangi emisi sebesar 29% di 2030 dan bahkan bukan tak mungkin dengan dukungan kerjasama internasional diperkirakan dapat dikurangi hingga 41% emisi di 2030.

Baca Juga :  AKP Dadang, Penembak AKP Ulil Terancam Hukuman Mati

Pertemuan itu menyepakati Joint Statement on Principles for Collaboration under the Sustainable Forest Management, Agriculture and Commodity Trade (FACT) Dialogue.

Lebih lanjut, forum menyepakati pembentukan empat kelompok kerja, antara lain: 1) Trade and Market Development; 2) Smallholder Support; 3) Transparency and Tracebility; dan 4) Research, Development and Innovation yang akan segera menyusun Peta Jalan (Roadmap) mengenai langkah konkret yang dapat diambil oleh Pemerintah.

First Ministerial Roundtable itu juga dihadiri oleh Menteri Pasifik dan Lingkungan Inggris Raya Lord Zac Goldsmith of Richmond Park, COP 26 President Designate UK, The Right Honourable Alok Sharma MP, Wakil Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Alue Dohong, serta para Menteri, Duta Besar dan Pejabat Tinggi negara lainnya dari 26 negara. Suhamdani