Beranda Daerah Karanganyar Di Balik Kasus Pembunuhan Sadis Ridwan yang Mayatnya Dibuang di Bawah Jembatan...

Di Balik Kasus Pembunuhan Sadis Ridwan yang Mayatnya Dibuang di Bawah Jembatan Tugu Jumantono. Ternyata Pelaku Utama Ikut Melayat dan  Mengantar ke Makam

Proses evakuasi jasad korban dari bawah jembatan di perbatasan Jumantono - Polokarto / Foto: Beni Indra

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM — Dibalik kasus pembunuhan sadis terhadap Ridwan (19) warga Desa Kwangsan, Jumapolo, Karanganyar, Jateng, ternyata ada kisah unik. Yakni salah satu  dari lima terduga pelaku yaitu AH (27) turut hadir melayat almarhum dan mengikuti hingga rampung prosesi pemakaman.

Dan, anehnya lagi, pada saat melayat tersebut AH terlihat tenang tanpa ekspresi sedih apalagi menangis mengetahui jasad itu adalah yang dia bunuh dikeroyok bersama teman-teman AH.

Meski begitu, entah apa sebabnya pada saat melayat tersebut AH selalu mengencangkan masker untuk menutup wajahnya.

Hal tersebut disampaikan oleh kakak ipar korban, Andi Wibowo (35) setelah mendapat cerita kesaksian dari teman-teman korban.

“Saat layat, AH membaur dengan warga yang melayat hanya saja AH berada dibarisan kursi tengah dan AH itu mengikuti penguburan jenazah sampai rampung,” ujarnya saat berbincang santai dengan JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (21/5/2021).

Dijelaskan bahwa hubungan AH dengan korban adalah sama-sama teman namun bukan teman satu kampung tapi teman beda kecamatan.

Dengan begitu saat AH melayat, keluarga ataupun warga dan teman korban lainnya tidak merasa curiga atas kehadiran AH pada layatan tersebut.

Hanya saja menurut teman korban yang juga mengenalnya, saat itu tatapan mata AH terlihat aneh malu dan diam seribu basa. Padahal pada hubungan pertemanan korban dengan AH serta dengan teman lainnya selama ini cair tidak kaku.

“Darisitu  sebenarnya perasaan curiga teman-teman Almarhum Ridwan curiga seiring banyaknya kejanggalan-kejanggalan pada kematian korban yang seakan dikesankan sebagai korban kecelakaan lalu-lintas untuk membuang lacak,” ungkap Andi Wibowo.

Tak pelak lambat lain tak sampai seminggu akhirnya tabir kejanggalan penemuan mayat Ridwan dibawah jembatan Mranten Desa Tugu Jumantono, Karanganyar yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan Polokarto, Sukoharjo terungkap sudah.

Hasil pemeriksaan sementara Satreskrim Polres Karanganyar diketahui adanya tindak pidana pembunuhan pengeroyokan.

Hingga saat ini polisi sudah mengamankan lima orang terduga pelaku. Namun polisi masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lainnya, mengingat pelaku dikeroyok dan hendak dibuang ke Ngargoyoso dan Jatiyoso, namun akhirnya yang dipandang aman korban dibuang dibawah jembatan Mranten, Desa Tugu dengan setting seakan-akan adalah korban kecelakaan lalu-lintas.

Saat mayat Ridwan ditemukan banyak kejanggalan yakni posisi sepeda motor skupy terbuka joknya. Selain itu posisi kunci kontak skupy menggantung namun pada posisi mati mesin.

Adapun Kejanggalan yang mencolok adalah posisi mayat ditaruh tepat ditengah-tengah tumpukan batu besar yang mana batu besar itu tepat berada divawah tengah jembatan.

Namun saat itu RSUD Karanganyar menyatakan mayat korban kecelakaan lalu-lintas karena tidak ada bekas kekerasan.

Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Kresnawan Husain mengatakan proses pendalaman terus dilakukan untuk mengungkap tuntas pelaku modus dan motifnya.

“Mungkin saja  masih ada tambahan pelaku lainnya dari peran siapa yang membantu membuang ,belum lagi yang membawa motor skupy milik korban untuk dibuang disemak dekat jembatan Mranten dan lainnya,” ungkap Kasatreskrim, Jumat (21/5/2021).

Sebagai informasi warga disekitar jembatan Desa Tugu Mranten  perbatasan Kecamatan Jumantono Karanganyar dengan Kecamatan Polokarto, Sukoharjo heboh adanya penemuan mayat remaja 19 tahun dibawah jembatan.

Diketahui mayat tersebut adalah Ridwan seorang mahasiswa asal Dusun Brongkol Rt01/10 Desa Kwangsan, Jumapolo, Karanganyar, Jateng.

Belum diketahui penyebab tewasnya Ridwan (19) namun warga menduga ada dua hal yakni antara kecelakaan murni atau pembunuhan bermodus seakan-akan korban kecelakaan. Pasalnya terdapat banyak kejanggalan pada posisi penemuan mayat itu yakni posisi motor skupy milik korban yang berada di semak-semak serta kondisi korban. Beni Indra