SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Satu karyawan korban kebakaran gudang thinner di Duyungan, Sidoharjo, Sragen, Jumat (20/5/2021) dinihari, dilaporkan meninggal dunia.
Korban diketahui bernama Darmanto (34) warga Dukuh Sukorejo RT 23, Duyungan, Sidoharjo. Karyawan malang itu meninggal di RSUD dr Moewardi Solo akibat luka bakar parah yang dialaminya.
Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , almarhum dilaporkan mengembuskan nafas terakhirnya pukul 24.00 WIB Sabtu (22/5/2021) dinihari tadi.
Sebelumnya korban dirawat di RSUD Moewardi Solo sejak kejadian. Namun karena kondisi luka bakarnya yang mencapai 80 persen membuat korban gagal bertahan.
“Iya benar meninggal tadi malam. Barusaja dimakamkan tadi pukul 10.00 WIB. Kondisi luka bakarnya memang parah,” papar Kades Duyungan, Arie Kurniawati, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (22/5/2021).
Arie menuturkan almarhum meninggalkan seorang istri dan satu anak yang masih duduk di bangku kelas 2 SD.
Isak tangis dan duka mengiringi pemakaman bapak muda satu anak itu ke peristirahatan terakhirnya di pemakaman dukuh setempat.
Lebih lanjut, dijelaskan korban mengalami luka bakar parah setelah terjebak kobaran api saat gudang thinner tempatnya bekerja dilanda kebakaran hebat, Jumat (21/5/2021) dinihari.
Saat itu, korban tengah masuk malam bersama beberapa rekan karyawan lainnya. Sekitar pukul 02.00 WIB, mendadak muncul percikan api yang kemudian berkembang menjadi kobaran besar hingga membakar bahan thinner dan barang lain di gudang.
Korban bersama dua karyawan lainnya, Ngadiyo (40) asal Purwosuman Sidoharjo dan Tri Mariyanto (21) asal Singopadu Sidoharjo, terjebak dalam kobaran api.
Ketiganya gagal menyelamatkan diri sehingga sempat terpanggang kobaran. Mereka baru bisa diselamatkan beberapa warga namun sudah dalam kondisi luka terbakar parah.
“Kalau dari informasi yang kami dapat, ceritanya korban itu masuk kerja malam itu. Katanya ada temannya yang nyalakan korek api di dalam dan kemudian ada percikan menyambar thinner langsung terbakar. Korban dan beberapa temannya tidak bisa keluar karena di belakang gudang tidak ada pintu keluar,” terang Arie. Wardoyo