Beranda Daerah Sragen Kisah Perjuangan Ipda Sigit Krisyanto, Polisi Inspiratif Asal Sumberlawang Sragen. Tak Malu...

Kisah Perjuangan Ipda Sigit Krisyanto, Polisi Inspiratif Asal Sumberlawang Sragen. Tak Malu Nyambi Bertani dan Ternak Sapi, Raih Tiket Sekolah Perwira Berkat Aktif Bina Para Petani (1)

Kanit Dikyasa Polres Sragen, Ipda Sigit Krisyanto saat bercengkerama dengan sapi-sapi ternaknya sepulang tugas dinas di kandang rumahnya di Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen, Sabtu (19/6/2021) sore. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menyandang profesi sebagai polisi memang identik dengan beban tugas berat dan tuntutan siaga setiap saat.

Meski begitu, bukan berarti menjadi aparat lantas kehilangan kesempatan untuk berbuat positif lainnya.

Seperti kisah salah satu personel di Polres Sragen ini. Ipda Sigit Krisyanto, Kanit Dikyasa Satlantas Polres Sragen.

Berangkat dengan latar belakang anak petani desa, ia barangkali menjadi satu di antara sekian aparat yang bisa menjalani tugasnya beriringan dengan profesi sampingannya.

Ya, meski dituntut dengan tugas berat sebagai aparat namun Kanit asal Dukuh Pandanan RT 21, Desa Hadiluwih, Sumberlawang itu nyatanya masih bisa menekuni profesi dan hobinya sebagai petani dan peternak sapi.

Bergelut dengan peluh dan kotoran sapi setiap hari, sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari yang dilakoni dalam beberapa tahun terakhir.

Ditemui di kediamannya, Sigit mengaku selama ini masih tinggal satu rumah dengan orangtuanya di Hadiluwih.

Selain belum bisa membangun rumah sendiri, ia memilih tinggal bersama orangtuanya karena ingin selalu dekat dan bisa mengurus kedua orangtuanya yang beranjak tua.

“Karena saya anak pertama dan berkewajiban memenuhi kebutuhan keluarga dan adik-adik saya,” papar pria yang sangat bersahaja itu, Sabtu (19/6/2021).

Bapak tiga anak itu diterima melalui seleksi Bintara tahun 2000. Setelah lulus pendidikan, ia mendapat tugas pertama kali di Polwil Surakarta satu tahun kemudian berpindah tugas di polres Boyolali dan pernah menjabat sebagai Babinkamtibmas di Juwangi, Boyolali.

Baca Juga :  RSU Hastuti Sragen Resmi Dibuka oleh Bupati Yuni, Menjadi RS Ke-13 di Kabupaten Sragen

Bagi pria kelahiran 4 Januari 1981 itu, menjadi polisi adalah sebuah kebanggaan baginya yang hanya berangkat dari anak petani dari desa.

Rasa syukur itu pun ia jawab dengan memberikan pengabdian untuk masyarakat di wilayah tugasnya.

Ipda Sigit Krisyanto. Foto/Wardoyo

Selain tugas memelihara Kamtibmas, ia juga rajin blusukan untuk memberikan pendampingan kepada petani dan berbagi ilmu pertanian yang ia miliki.

Aktif Bina Petani

Bahkan dari ilmu pertanian yang didapat otodidak membantu orangtua sejak kecil, Sigit mendadak dikenal sebagai salah satu pakar hingga banyak diminta memberikan bimbingan ke petani di beberapa daerah.

Berkat keaktifannya itu pula, Sigit kemudian mendapat reward dari Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono untuk melanjutkan sekolah perwira pada tahun 2017.

“Rasanya nggak nyangka saja. Itu sebuah anugerah untuk saya, yang anak petani di desa bisa sekolah perwira karena mendapatkan penghargaan. Setelah lulus perwira pun, saya masih sering dapat undangan untuk membina petani dari beberapa daerah,” urainya.

Ipda Sigit Krisyanto memberi pakan ternak sapinya. Foto/Wardoyo

Selama menjadi polisi hingga lulus perwira dan penempatan tugas di Akademi Kepolisian di kota semarang, Sigit mengaku tetap tak menanggalkan dunia pertanian yang selama ini membesarkannya.

Namun seiring tugas dan tanggung jawab sebagai seorang perwira di kepolisian dengan waktu luang yang tersisa semakin sedikit.

Ia pun akhirnya beralih menekuni beternak penggemukan sapi sejak 2018. Menurutnya beternak sapi dipilih karena masih bisa dikerjakan di sela waktu tanpa harus mengganggu rutinitas tugas utamanya.

Baca Juga :  Tegas Tim Unit Resmob Polres Sragen Ungkap Kasus Pengeroyokan, Tiga Pelaku Berhasil Ditangkap dan Terancam 6 Tahun Penjara

Kemudian pada awal tahun 2020 berpindah tugas di Polres Sragen mendapatkan amanah sebagai kanit Dikyasa di Satuan Lalu Lintas Polres Sragen, karena jabatan Kanit kan waktunya lebih padat dan tanggungjawabnya tentu lebih berat.

Sigit pun melanjutkan kegiatan sampingannya di penggemukan sapi setelah merampungkan tugas dinasnya setiap hari.

Hebatnya ia juga tidak meninggalkan dunia pertaniannya meski tidak fokus di situ. Hal itu karena bertani itu butuh waktu intens, sementara ternak masih bisa disambi.

“Karena untuk ternak kita cukup memberi pakan kalau pagi sebelum berangkat dan sore sepulang kerja, sama membersihkan kandang. Pakannya kita carikan jerami dan saya tanamkan rumput odot di kebun,” terangnya. (Wardoyo/Bersambung)