SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Proses pembelajaran di perguruan tinggi sejauh ini dinilai belum banyak mengalami perubahan, lantaran dosen masih dianggap menjadi satu-sataunya sumber ilmu.
Padahal di era milenial ini, sumber ilmu sudah terbuka dari manapun. Hal itulah yang kemudian mendorong terjadinya disrupsi, karena tiap mahasiswa mempunyai garis tangan dan cita-cita yang berbeda-beda.
Di sisi lain, kebijakan Kampus Merdeka hadir untuk membuka ruang-ruang bagi mahasiswa guna mengembangkan diri dan potensi sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
Ke depan, peran dosen akan bergeser menjadi pendamping bagi mahasiswa untuk menjelajah kompetensi, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal tersebut sangat dibutuhkan agar Indonesia dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, kreatif, inovatif dan mempunyai kompetensi yang sesuai dengan dunia kerja.
Untuk merealisasikan SDM yang berkompetensi sesuai dunia usaha dan industri, STIE AUB Surakarta menggelar seminar nasional yang digelar secara hybrid yaitu secara luring dan daring, di The Sunan Hotel Solo, Sabtu (3/7/2021).
Seminar menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya. Di antaranya Kunjung Masehat, MH selaku Ketua BNSP, Bagas Adardirgha selaku Sekjen BPP Hipmi.
Ada pula Prof Zainuri, DEA sebagai Kepala LL Dikti VI dan David R Wijaya selaku Direktur Eksekutif Kadin Kota Surakarta.
Ketua Pelaksana Seminar Nasional Hybrid Implementasi Kompetensi di Dunia Usaha dan Dunia Industri, Ridwan Wahyudi SE MM mengatakan, melalui seminar itu diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan pengalaman praktik dengan melakukan langsung di dunia kerja sebagai bekal untuk memahami dan menghadapi dunia kerja.
“Sehingga dalam implementasinya akan terjadi link and match antara dunia perguruan tinggi dan dunia usaha serta dunia industri. Salah satu perwujudannya, lulusan STIE AUB Surakarta yang bersertifikasi profesi bisa menggunakan dengan baik kompetensinya dalam dunia kerja,” tegas Ridwan Wahyudi, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Sementara itu, dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi, baik pemerintah pusat maupun daerah dan seluruh elemen masyarakat harus mampu merespon secara positif.
Pemerintah perlu merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat, para pelaku usaha harus mampu meningkatkan mutu produk, kinerja, dan budaya kerja yang baik.
Sedangkan masyarakat harus memiliki kesadaran dan rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Suhamdani