Beranda Daerah Sragen Bikin Haru, Aksi Pendekar PSHT Spontan Bopong Pendekar Perempuan dari Pagar Nusa...

Bikin Haru, Aksi Pendekar PSHT Spontan Bopong Pendekar Perempuan dari Pagar Nusa yang Pingsan Saat Upacara HUT RI di Puncak Tertinggi Sragen. Banyak Hadirin Tepuk Tangan

Aksi heroik pendekar PSHT saat membantu pendekar Pagar Nusa yang pingsan saat upacara HUT RI di Puncak Morojoyo Tanggan, Gesi, Sragen, Selasa (17/8/2021). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Upacara HUT ke-76 Kemerdekaan RI yang digelar di Puncak Morojoyo, Desa Tanggan, Gesi Sragen, Selasa (17/8/2021) siang menyisakan kisah dramatis.

Prosesi upacara di bukit yang konon menjadi puncak tertinggi di Kabupaten Sragen itu diwarnai momen haru.

Momen itu adalah ketika anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menolong pendekar dari perguruan Pagar Nusa (PN) yang pingsan saat mengikuti upacara.

Kedua perguruan silat itu memang hadir menjadi bagian peserta upacara. Mereka mengenakan kostum lengkap dengan atribut masing-masing.

Saat upacara berlangsung, mendadak ada salah satu pendekar perempuan dari barisan Pagar Nusa yang tak kuat. Melihat hal itu, salah satu pendekar dari barisan PSHT yang berada di barisan sampingnya, langsung sigap memberi pertolongan.

Pendekar pria itu spontan langsung membopong pendekar perempuan yang pingsan itu. Melihat aksi heroik itu, banyak rekannya langsung memberi aplaus dan apresiasi atas kesigapan pendekar PSHT asal Desa Tanggan tersebut.

Setelah dibopong ke belakang barisan, kemudian pendekar perempuan dari Pagar Nusa itu segera diberikan pertolongan. Beberapa rekan pendekar perempuan juga langsung tanggap membantu menolong.

Sehingga tak lama kemudian, pendekar perempuan itu bisa siuman dan kembali pulih.

Usut punya usut, pendekar pria berbadan tegap yang tergerak melakukan aksi heroik itu terungkap bernama Nur kholis (37) Ketua PSHT Rayon Tanggan.

Seusai upacara, Nur Kholis atau sering di panggil Mas Nur itu mengatakan aksi kepedulian tersebut dilakukan secara spontan dan sebagai rasa bentuk kerukunan antar perguruan silat di wilayah Sragen.

Baca Juga :  Optimalkan Swasembada Pangan, Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi Bersama Bhayangkari Kelola Lahan P2L

“Tadi spontan aja Mas. Ini tadi dari hati dan intinya di wilayah Tanggan itu organisasi apapun guyub rukun. Adik ini tadi saya lihat sempat tidak sadarkan diri. Spontan saya bawa ke sini untuk kita bantu dan diobati pertolongan pertama,” kata Nur.

Setelah siuman, pendekar perempuan itu mengaku sebenarnya kondisinya sedang tidak sehat tapi memaksakan diri untuk mengikuti upacara.

Menurut mbaknya tadi memang dari rumah udah nggak enak badan tapi memaksakan diri untuk ikut upacara ini. Tapi Alhamdulilah sudah mendingan dan semakin membaik,” ujarnya.

Remaja putri PN yang pingsan itu kemudian diketahui bernama Novia Aisyah (15) asal Dukuh Padas RT 11, Desa Tanggan, Gesi, Sragen.

Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Novia mengatakan memang dari rumah kurang persiapan dan sedang tidak enak badan.

“Iya tadi dari rumah memang lagi nggak enak badan, belum makan. Tadi pusing sama sakit di perut tapi ini udah mendingan,” ujarnya.

Sementara, upacara di Puncak Morojoyo itu diikuti puluhan warga dari berbagai komunitas. Ada komunitas Gowes Goblak, relawan tanggap darurat, Pemdes Tanggan, komunitas Tilik Ibu Pertiwi Sragen (TIPS), hingga perguruan PSHT dan Pagar Nusa wilayah setempat.

Kades Tanggan, Mulyanto didaulat menjadi pemimpin upacara dengan inspektur dipimpin Darmono.

Dalam amanatnya, Kades menyampaikan upacara HUT RI di puncak Morojoyo hari ini adalah kali kedua digelar semasa pemerintahannya.

Ia mengapresiasi animo tinggi dari masyarakat dan peserta untuk ambil bagian. Ia pun berharap peringatan HUT RI ini bisa menjadi momentum untuk refleksi dan bangkit kembali di tengah terpuruknya semua sektor akibat dampak pandemi.

Baca Juga :  Selalu Bikin Sial Petani 'Kartu Tani' Resmi Dihapus, Presiden Prabowo Subianto Melalui Wamentan Sudaryono Janjikan Distribusi Lebih Lancar

“Jutaan warga Indonesia merasakan betapa pedihnya situasi saat ini. Ini menjadi kaca benggala untuk kita membuka mata kita. Marilah kita semua berjuang dan semangat untuk menggerakkan semua sendi agar berjaya kembali,” ujarnya.

Kades menguraikan upacara tersebut digelar atas prakarsa Pemdes, Karang Taruna dan berbagai komunitas.

Selain membangkitkan nasionalisme, upacara itu sekaligus dijadikan momen untuk mengangkat potensi serta nilai sejarah budaya yang selama ini ada di Desa Tanggan.

“Ada banyak potensi peninggalan sejarah di Tanggan yang perlu dikenalkan ke masyarakat luas. Salah satunya Puncak Morojoyo ini, harapan kami ke depan potensi ini bisa makin diketahui khalayak sehingga jadi icon di Sragen,” ujarnya. Wardoyo