Beranda Nasional Jogja 86% RT di Yogya Masuk Zona Hijau, Tapi Angka Kematian Masih Tinggi

86% RT di Yogya Masuk Zona Hijau, Tapi Angka Kematian Masih Tinggi

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi / tribunnews

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Kondisi menggembirakan datang dari Kota Yogyakarta. Di mana, sampai dengan hari terakhir PPKM Level 4, Senin (30/8/21), sebaran Covid-19 di Kota Yogyakarta makin melandai.

Menurut Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, hal itu dapat dilihat dari semakin banyaknya wilayah RT yang menyandang status zona hijau di kota pelajar.

Dia mengatakan, sejauh ini 86,31 persen RT di wilayahnya sudah berstatus zona hijau. Sementara 13,10 persen zona kuning dan 0,59 persen sisanya zona oranye.

“Zona merah sudah tidak ada. Tapi, kondisi sejauh ini masih belum seperti bulan Juni kemarin. Waktu itu kan yang zona hijau bisa mencapai 94, atau 95 persen ya,” terangnya,

Fakta tersebut beriringan dengan semakin lenggangnya fasilitas kesehatan (faskes) rujukan Covid-19.

Terbukti, bed occupancy rate (BOR) bagi pasien corona di Kota Yogyakarta terus menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.

“Sekarang yang BOR isolasi (non-ICU) 35,1 persen terisi. Kemudian, yang ICU 64,5 persen. Dari pusat sudah jelas ya, semuanya diminta untuk menurunkan, baik kasus maupun BOR di rumah sakit rujukan Covid-19 itu,” ungkapnya.

Baca Juga :  2 Penganiaya dan Penusuk Santri di Jogja Diringkus Polisi

Sedangkan untuk tingkat kesembuhan pasien, kota pelajar sempat mencatat 500 orang dalam satu hari, pada Kamis (26/8/2021) silam.

Hanya saja, Heroe menuturkan, angka tersebut, lebih disebabkan oleh penumpukan data.

“Jadi, pernah kan kita dulu satu hari 600 kasus baru, terus saya tanyakan ke Dinkes, kok yang sembuh cuma 100, atau 200. Nah, ternyata itu belum selesai. Jadi, kemarin itu ada akumulasi dari angka kesembuhan pasien,” tuturnya.

“Seharusnya kan pada saat naik sampai 600, dua minggu langsung turun drastis. Tapi, kemarim itu tidak. Jadi, kalau dilihat grafiknya cuma turun sedikit,” tambah Heroe.

Namun, Heroe Poerwati mengakui, pasien meninggal dunia akibat paparan Covid-19 sejauh ini masih cenderung tinggi. Bahkan, pada Rabu (25/8/2021) lalu, tercatat ada 13 kasus meninggal dunia dalam sehari.

Akan tetapi ia berdalih, kematian lebih disebabkan oleh penyakit bawaan dari pasien. Dalam artian, mereka sudah tertangani dan mendapat perawatan di faskes. Hanya saja, kondisi kesehatannya memang tidak memungkinkan.

Baca Juga :  Hujan di Gunungkidul Belum Ngefek, Permintaan Dropping Air Bersih Masih Tinggi

“Meninggal masih tinggi, karena banyak yang komorbid. Kalau dari sisi ketersediaan BOR tidak ada masalah. Artinya, meninggal karena kondisi kesehatan yang untuk dikejar itu tidak bisa, meski sudah terlayani di RS,” ujarnya.

www.tribunnews.com