SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid-19 rupanya tak berpengaruh terhadap iklim investasi yang masuk ke Sragen.
Memasuki dua bulan sebelum tutup tahun 2021, nilai investasi yang masuk ke Sragen dilaporkan sudah mencapai Rp 1,9 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen, Tugiyono mengatakan berdasarkan data, hingga awal November ini realisasi investasi yang masuk sudah mencapai Rp 1,9 triliun.
Angka itu sudah mendekati target yang dipatok di tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun. Realisasi 11 bulan tahun ini sudah menyamai capaian selama satu tahun di 2020 yang dilaporkan mencapai Rp 1.980.110.009,19 atau Rp 1,98 triliun.
“Cukup bagus, angka investasi sampai awal November ini sudah terealisasi Rp 1,9 triliun. Target kita tahun ini Rp 2,1 triliun,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (12/11/2021).
Menurutnya, grafik positif tersebut tak lepas dari kondisi pandemi yang di Sragen sudah makin mereda.
Selain itu, beberapa faktor pendukung juga turut berpengaruh membuat investor dan pengusaha mulai menaruh kepercayaan untuk kembali berinvestasi di Bumi Sukowati.
“Sekarang perizinan juga sangat mudah dan gratis. Perizinan sekarang sudah pakai online Online Single Submission (OSS) berbasis risiko. Tinggal akses dari rumah sudah bisa buka usaha. Makanya akhir-akhir ini mulai menggeliat lagi,” terangnya.
Dari investasi yang masuk, sektor usaha mikro dan menengah atau UMKM paling mendominasi. Selain itu sektor perdagangan dan industri juga sudah mengalami peningkatan signifikan.
Dukungan sarana prasarana seperti dua exit tol yakni Pungkruk dan Sambungmacan, juga diyakini berpengaruh terhadap animo investor menanam modal ke Sragen.
Lantas kejelasan tata ruang wilayah dan tersedianya lahan memadai untuk investasi jadi pertimbangan yang memudahkan investor.
“Satu lagi, bonus demografi Sragen juga bagus. Jumlah angkatan kerja atau usia produktif sangat tersedia dan UMK juga masih terjangkau. Sumber air dan listrik memadai,” urainya.
Munculnya investasi dari sektor UMKM, dinilai positif bagi penguatan ekonomi masyarakat dan daerah. Pasalnya selama ini UMKM justru menjadi sektor yang masih bisa bertahan di tengah kondisi pandemi. Wardoyo