SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun membawa kabar duka bagi kalangan abdi negara di Sragen.
Tercatat ada 46 PNS yang terpaksa harus mengakhiri pengabdian karena tutup usia didera Covid-19.
Dari 46 PNS itu, 25 orang di antaranya berasal dari kalangan guru. Sementara 21 orang sisanya merupakan PNS dari berbagai instansi.
Sebagai bentuk penghormatan atas pengabdian mereka yang meninggal akibat Covid-19, Pemkab Sragen melalui Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) memberikan santunan.
Santunan berupa uang duka cita itu diserahkan pada momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 Korpri yang digelar Senin (29/11/2021).
Santunan tersebut diberikan secara simbolis oleh Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, usai memimpin upacara HUT Korpri sekaligus HUT ke-76 PGRI di Alun-alun Sasono Langen Putro.
Ketua Korpri Kabupaten Sragen sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto menyampaikan sejauh ini, total PNS di Sragen yang meninggal akibat terkonfirmasi Covid-19 tercatat sebanyak 46 orang.
“Ada 21 dari ASN dan 25 orang dari profesi guru. Semua hari ini kita berikan santunan dari Korpri,” paparnya.
Sekda mengatakan santunan itu diberikan sebagai wujud kepedulian Korpri terhadap anggotanya.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan santunan tersebut diberikan secara simbolis kepada perwakilan keluarga korban.
Adanya bantuan itu diharapkan bisa membantu dan meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
Dalam kesempatan itu, Yuni juga mengapresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah yang telah memprioritaskan pemberian vaksin bagi para guru, siswa hingga mahasiswa.
“Melalui momen ini kita semua pantas menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah yang memprioritaskan pemberian vaksin bagi para guru pendidik, tenaga kependidikan, siswa dan mahasiswa,” katanya.
Menurutnya, prioritas vaksinasi itu pada hakekatnya sebagai bentuk perhatian pemerintah akan pentingnya sektor pendidikan.
Sebab tak bisa dipungkiri peran guru memang sangat penting bagi kelangsungan pendidikan generasi muda yang tak dapat digantikan sekalipun oleh kecanggihan teknologi.
“Anak didik tetap membutuhkan guru sebagai figur suri tauladan, belajar dan pemberi semangat bagi anak didik untuk terus belajar meraih mimpi dan masa depan,” pungkasnya. Wardoyo