Beranda Daerah Sragen Geregetan Disambati Petani Sragen Soal Pupuk, Menteri Pertanian: Pak Kapolres, Tolong Tangkapkan...

Geregetan Disambati Petani Sragen Soal Pupuk, Menteri Pertanian: Pak Kapolres, Tolong Tangkapkan Saya yang Main-Main, Yang Dimaki-Maki Kita Nih!”

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo didampingi Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat panen kacang di Bendungan, Kedawung, Sragen, Senin (10/1/2022). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menegaskan tidak ada toleransi bagi pelaku penyimpangan distribusi pupuk bersubsidi.

Ia pun meminta Kapolres Sragen dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) untuk menangkap siapapun pelaku penyimpangan distribusi pupuk yang masih nekat bermain.

Hal itu disampaikan Mentan saat melakukan kunjungan kerja panen raya kacang tanah di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, Senin (10/1/2022).

“Pak Kapolres, Pak Kajari tolong tangkapkan saya yang main- main dengan pupuk. Masukkan penjara yuk. Udah capek, udah main-main lagi,” paparnya saat menjawab pertanyaan petani yang mengeluhkan sulitnya pupuk bersubsidi di Sragen.

Pak Menteri mengatakan sanksi tegas harus diberikan untuk pelaku penyimpangan distribusi pupuk bersubsidi.

Sebab jika terjadi problem kelangkaan pupuk karena permainan, kementeriannya pula yang akhirnya jadi sasaran.

Baca Juga :  Puluhan Tahun Bioskop di Atrium Sragen Tutup, Kini Platinum Cineplex Resmi Dibuka dengan Harga Mulai Segini !

“Yang dimaki-maki kita nih. Menteri Pertanian dan jajaran. Dikira kita yang main. Kita hanya penghimpun perencanaan, industri pupuk di menteri lain,” ujarnya geregetan.

Dalam kesempatan itu, Mentan yang didampingi Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan sebenarnya profesi petani itu menguntungkan.

Menurutnya jika tidak untung maka tidak usah menjadi petani. Ia menggambarkan profesi di pertanian itu gajinya lebih banyak dari Dandim dan Kapolres.

Namun giliran ada perwakilan petani milenial Sragen yang melontarkan kondisi pupuk bersubsidi sulit di lapangan, Mentan mengakui memang hal itu yang paling sulit dijawab.

“Yang sulit di jawab adalah pupuk.
Pupuk itu yang kita minta 24 juta ton, udah diklincing harus 14 juta ton diperas lagi 12 ton tapi uang rakyat uang negara hanya tersedia 39 juta ton itupun sudah Rp 25 triliun,” katanya. Wardoyo