Beranda Daerah Sukoharjo Kehilangan 4 Orang Tercinta Sekaligus, Orangtua Rifan Juga Dilarang Lihat Wajah...

Kehilangan 4 Orang Tercinta Sekaligus, Orangtua Rifan Juga Dilarang Lihat Wajah Putranya untuk Terakhir Kali. Alasannya Sungguh Pilu….

Orangtua Rifan (10) bocah korban tewas kecelakaan bus di Bantul, saat meratap di atas peti jenazah putranya setelah dilarang membuka jenazah setiba di rumah duka Mranggen, Polokarto, Sukoharjo, Senin (7/2/2022) dinihari. Foto/Beni

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kedatangan rombongan jenazah korban kecelakaan maut Bus Pariwisata asal Sukoharjo yang menabrak tebing di Imogiri, Bantul, Senin (7/2/2022) dinihari menyisakan cerita haru biru.

Terutama kedatangan jenazah 4 orang sekeluarga asal Dusun Kedungrejo Desa Mranggen, Polokarto, Sukoharjo.

Isak tangis dan ratapan histeris langsung pecah saat enam ambulan tiba di dusun tersebut, Senin (7/2/2022) dinihari pukul 00.45 WIB.

Bahkan rasa pilu dan iba tak terbendung saat empat peti jenazah terdiri satu keluarga terdiri dari suami istri, nenek dan seorang cucu diturunkan
dari ambulan.

Korban satu keluarga meninggal dunia dari Desa Mranggen tersebut adalah Pasutri Sugiyono (58) dan istrinya Parjiyem (55) serta neneknya Pariyono Kasinem (70) dan cucunya Rifan (10).

Sedangkan dua lagi korban lagi tetangga dusun yakni Sri Wahyudi (55) dan Alfiana (13) yang juga cucunya warga Dusun Kedunggandu Desa Mranggen.

Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM di Desa Mranggen, begitu satu persatu dari empat peti jenazah satu anggota keluarga diturunkan dari ambulan tangis haru warga tak terbendung.

Momen memilukan tergambar ketika orangtua bocah korban tewas, Rifan (10) sempat mengajukan permohonan terakhir membuka peti jenazah putranya.

Baca Juga :  Pastikan Tidak Ada PHK Di Sritex, Wamenaker Immanuel : Ini Tanggung Jawab Moral dan Politik Saya

Mereka sudah kehilangan bapak, ibu, nenek dan putra kesayangan. Namun sayang, oleh warga, permintaan itu tidak dikabulkan. Para tokoh setempat terpaksa melarang peti jenazah Rifan untuk dibuka guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Tak pelak, kedua orangtua Rifan hanya bisa menangis sejadi-jadinya di depan peti jenazah saja tanpa pernah bisa melihat wajah putranya untuk kali terakhir.

Sedangkan warga langsung menyolatkan keempat jenazah tersebut.

“Kami sangat berduka kehilangan enam warga Desa Mranggen atas insiden tersebut,” ungkap Kades Mranggen, Polokarto, Darmadi ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (7/2/2022).

Menurut Darmadi sebenarnya terdapat sembilan warga korban kecelakaan tersebut yang berdomisili di Desa Mranggen sebagai karyawan konveksi PT Adiva di desa tersebut.

Namun tiga korban tersebut minta dikubur di tempat asalnya di Wonogiri sehingga tinggal enam orang korban yang dimakamkan di Desa Mranggen.

Ketiga korban tersebut adalah Iswanti (40) dan suaminya Sumarno (45) serta kerabatnya Sularmin (48).

Sedangkan tiga korban lainnya berasal dari Desa Wonorejo, Polokarto. Adapun jenazah sopir bus Veriyanyo (38) warga Sekip, Kadipiro, Banjarsari, Solo langsung dibawa ke rumah duka.

Baca Juga :  Dampak Pailit Sritex, Karyawan yang Dirumahkan Harus Banting Tulang  Cukupi Kebutuhan Keluarga

“Urutannya sebanyak 13 Jenazah itu diserahterimakan di RSUD Sukoharjo pukul 01.10 WIB selanjutnya ambulan bergerak menuju rumah duka masing-masing,” tandas Kades Darmadi.

Sebagai informasi bus pariwisata PO GA Trans asal Gondangrejo, Karanganyar menabrak tebing di bukit Bego Imogiri, Bantul, DIY karena rem blong.

Akibatnya 13 orang karyawan konveksi PT Adiva Desa Mranggen, Polokarto, Sukoharjo meninggal dunia. Beni Indra