Beranda Daerah Boyolali Siapapun Tak Boleh Bawa Kayu Nangka dan Bambu Keluar Dukuh Sidotopo, Desa...

Siapapun Tak Boleh Bawa Kayu Nangka dan Bambu Keluar Dukuh Sidotopo, Desa Cabeyan Kunti, Cepogo. Siapa Nekat, Bisa Celaka!

Seorang warga tengah berdoa di pertapaan Nongko Prodo, Dukuh Sidotopo, Cabeankunti, Boyolali / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM   Dukuh Sidotopo, Desa Cabeankunti, Kecamatan Cepogo, Boyolali memiliki keunikan tersendiri.

Ya, ada pantangan bagi warga dukuh di kawasan lereng Merapi- Merbabu yang dipercaya warga sejak dulu.

Tak ada warga yang berani melanggar pantangan itu. Dimana warga dilarang membawa batang atau bagian pohon nangka, termasuk daun, buah dan rantingnya serta batang bambu keluar dari dukuh tersebut. Jika dilanggar, maka diyakini orang tersebut akan mengalami celaka.

“Bisa pula rumahnya terbakar, hingga orang tersebut meninggal dunia. Bahkan, jika yang dibawa tersebut potongan kecil kayu atau bambu. Pantangan ini masih dipercaya warga hingga sekarang,” ujar Sekdes Cabeankunti, Sulistyo, Rabu (3/8/2022).

Dia mencontohkan saat warga akan membangun pendopo di Pertapan Nongko Prodo yang berada di pinggiran dukuh setempat. Pertapan tersebut diyakini menjadi tempat bertapa Nogotopo.

Pendopo dibangun dengan menggunakan tiang dari kayu nangka.

“Kayunya semua diperoleh dari warga. Sudah tak terpakai dan disimpan saja, jadi warga malah senang kayu tersebut digunakan untuk membangun pendopo di Pertapan Nongko Prodo.”

Baca Juga :  Musim Hujan, Masyarakat Boyolali Diminta Waspadai DBD

Menurut Sulistyo, jika ada orang nekat melanggar pantangan maka orang tersebut akan celaka. Bisa rumahnya ambruk atau tiba- tiba terbakar. Bisa pula orang itu mengalami celaka hingga meninggal. Bahkan, bisa pula rumah tangganya tak tenteram karena suami dan istri bertikai terus.

”Kalau hanya rumah atau hartanya rusak, bisa dicari lagi. Tetapi kalau sampai nyawa yang hilang, semakin celaka.”

Hal senada diungkapkan, Slamet, warga lain yang juga berprofesi sebagai tukang kayu. Dia mengaku pernah membuat kusen pesanan warga luar desa.

Tanpa prasangka, dia kemudian menggunakan batang bambu yang ditebang dari Dukuh Sidotopo untuk membuat santek atau penguat kusen.

“Setelah jadi, kusen pun saya kirimkan ke pemesan yang rumahnya di luar Dukuh Sidotopo.”

Apa yang terjadi. Ternyata sehari kemudian, pemesan datang ke rumahnya dan meminta agar semua santek kusen diganti. Diceritakan, semua kusen pesanan tersebut bergerak- gerak terus dan terdengar suara gaduh sepanjang malam.

Baca Juga :  Nyamar Pembeli COD, Pencuri Motor di Banyudono, Boyolali Dibekuk Sang Pemilik

“Langsung, semua santek saya ganti dengan santek dari batang bambu dari luar Sidotopo. Sejak itu, kalau membuat kusen atau mebel, untuk santeknya saya tak berani pakai bambu dari Dukuh Sidotopo. Ambil bambunya ya dari luar dukuh.” Waskita