Beranda Daerah Sragen Sosok H Marno, Produsen Benih Padi Sukses Asal Sidoharjo Sragen (Bag...

Sosok H Marno, Produsen Benih Padi Sukses Asal Sidoharjo Sragen (Bag 1). Dulu Keliling Pakai Motor Kini Merajai Lintas Provinsi

Produsen benih unggulan PB Krida Tani dan tokoh pegiat pertanian asal Purwosuman, Sidoharjo, Sragen, H Marno saat menunjukkan dua varian benih padi unggul produksinya yang booming dan banyak diminati petani di berbagai daerah. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hegemoni Sragen sebagai daerah lumbung dan penyangga pangan di kancah nasional sudah tak diragukan lagi.

Namun tak hanya kondang sebagai penghasil beras andalan, Kabupaten Sragen ternyata juga banyak menelorkan pegiat dan produsen varietas padi unggulan.

Salah satunya adalah H Marno. Lahir dengan basic petani, tokoh pertanian asal Desa Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen itu kini menjelma menjadi pengusaha produsen benih padi yang terbilang sukses.

Ditemui di kediamannya di Dukuh Sawangan RT 17, Purwosuman, Sidoharjo, pria kelahiran 11 September 1971 itu mengungkapkan pertama kali merintis usaha perbenihan pada tahun 2000.

Kecintaannya terhadap pertanian ditambah luasan areal serta tingginya kebutuhan benih padi di Sragen, menjadi alasan yang mendorongnya terjun di dunia perbenihan.

“Awalnya dulu ikut kemitraan dengan beberapa perusahaan benih. Seperti PT Pertani dan beberapa lainnya. Saya ngesub dan nyetor ke sana. Setelah melihat potensi dan kebutuhan petani, akhirnya saya berfikir daripada ngesub terus kenapa tidak mencoba produksi mandiri. Lalu saya merintis usaha produksi benih sendiri bernama PB Krida Tani,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (30/11/2022).

Berbekal pengalaman bertani dan kemitraan dengan banyak petani, Marno yang dipercaya menjadi Ketua Poktan dan Gapoktan itu mulai memproduksi benih padi unggulan sendiri.

Ada beberapa varietas yang ia produksi.
Namun demikian, di awal rintisan perjuangannya tidaklah mudah.

Baca Juga :  SMK Negeri 1 Plupuh Sragen Gembleng Mental dan Karakter Siswa Tangguh Bertajuk Jalan Ninja SKANIP Melalui Penyebaran Sepuluh Kebijakan

Karena relatif baru, ia harus berkeliling mengenalkan produk benihnya dari kios ke kios dengan sepeda motor.

“Awalnya pemasarannya agak sulit. Karena baru, saya harus mengenalkan ke pasaran. Saya kelilingkan sendiri pakai motor, titip di kios-kios. Sampai Sragen, sampai perbatasan Jawa Timur juga,” tuturnya.

Meski butuh perjuangan keras, usahanya untuk mempromosikan benih produksinya tak sia-sia.

Dengan keunggulan varietas dan produktivitas yang tinggi, benih padi produksinya perlahan mulai dikenal pasar dan diminati petani.

15 Varietas Unggulan

Tak butuh waktu lama, produksi benih PB Krida Tani yang dirintisnya langsung booming dan banyak diburu petani.

Lewat jejaring kemitraan dengan petani dan berkoordinasi dengan Poktan, benih padinya kini sudah merajai pasaran di wilayah Jawa Tengah, Jogja, hingga Jawa Timur.

Bahkan kini dia tak lagi sudah payah mengenalkan karena banyak sales yang datang membeli benihnya untuk dipasarkan di berbagai wilayah.

Marno menyebut saat ini ada lebih dari 40 sales dari berbagai daerah yang setiap musim tanam selalu datang membeli benih produksinya.

“Dulu di awal-awal mau jual 5 ton sekali musim, sulit sekali. Tapi lama kelamaan banyak petani yang sudah kenal dan merasakan produktivitas benih kami sangat tinggi, akhirnya jadi dikenal dan sekarang salesnya sudah datang sendiri ke rumah. Sekarang omzetnya per musim bisa 400 ton, setahun minimal 1000 ton,” jelasnya.

Baca Juga :  Adu Gagasan Calon Bupati Sragen 2024 Bowo Vs Sigit Dalam Mengatasi Bencana Kekeringan Air Bersih di Utara Bengawan

Marno menyampaikan ada 15 jenis varietas padi yang ia produksi. Mulai dari IR 64, Inpari 32, PP, Ciherang, Tunggal, Mikongga, Waiapu, Waiapu Buru, Sintanur, Situ Bagendit dan beberapa varietas unggulan lainnya.

Keunggulan benih produksinya adalah langsung dari breeder atau benih pokok atau F1 sehingga jaminan tumbuh dan orisinalitasnya sangat tinggi.

H Marno, pengusaha benih padi unggulan PB Krida Tani sekaligus tokoh Gapoktan asal Purwosuman, Sidoharjo, Sragen. Foto/Wardoyo

Lantas, tahan serangan hama dan yang pasti produktivitasnya sangat tinggi. Ia mencontohkan untuk jenis Inpari 32 yang paling booming, per hektare bisa menghasilkan 9 ton gabah.

“Untuk harga, sangat terjangkau petani. Untuk kemasan biasa isi 5 kg, hanya Rp 47.000. Sedangkan yang kemasan premium isi 5 kg harganya Rp 55.000,” urainya. (Wardoyo/Bersambung)