SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Persebaran virus Lumpy Skin Disease (LSD) yang semakin meluas di 20 kecamatan di Sragen, membuat sejumlah penduduk setempat panik dan khawatir.
Sebagaimana diketahui, munculnya virus LSD itu membuat Sapi mengalami benjolan di sekujur tubuh, hingga kaki bengkak dan bahkan hingga mengalami kelumpuhan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sragen, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari, tidak menampik akan adanya virus LSD yang tengah menyerang sapi di 20 kecamatan di Sragen.
“Penyakit LSD disebabkan oleh virus dan menyerang pada ternak besar yakni sapi, kalau di sragen tersebar di 20 kecamatan total sampai saat ini 60 ekor terserang,” kata Eka Rini, Jumat (13/1/2023).
Hingga saat ini, pihaknya juga sudah melakukan penanganan dan tindakan langsung mengatasi virus ini, baik dengan sosialisasi dan pemberian suntik vaksin pada sejumlah sapi di beberapa wilayah.
“Kami memberikan sosialisasi dan pemahaman pada masyarakat tentang LSD ini dan apa yang harus dilakukan, kami juga sudah melakukan pengobatan pada hewan ternak yang terserang, kedepan kami juga akan melaksanakan vaksinasi,” bebernya.
Selain itu, pihaknya juga mewanti-wanti dan nitip pesan pada para peternak sapi di sragen agar selalu menjaga kesehatan lingkungan dan kondisi kandang sapi.
“Peternak juga harus mulai memperbaiki lingkungan, kemudian mencegah gigitan nyamuk atau petak yang membawa penyakit, warga juga harus melakukan pengasapan biasaya dibakarkan jerami atau apa sehingga bisa menimalisir penyebaran virus,” harapnya.
Sebelumnya, sebanyak 12 ekor sapi milik warga Desa Peleman, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, terpapar virus Lumpy Skin Disease (LSD). Akibatnya muncul benjolan di sekujur tubuh sapi hingga kaki bengkak.
“Pertama muncul benjolan di bagian bawah, hanya beberapa. Hari kedua benjolannya merata hampir seluruh badan,” kata Sakiman, warga Dusun Bakalan, Desa Peleman, Gemolong, Sragen yang sapinya terkena LSD.
Sakiman menjelaskan beberapa benjolan pertama di sekitar leher dan badan sapi itu diketahui sejak empat hari lalu. Semula Sakiman mengira benjolan itu akibat gigitan serangga. Dia kemudian meminta mantri hewan untuk mengecek sapinya.
Selain muncul benjolan, Sakiman berujar, virus LSD juga menyebabkan kaki sapinya menjadi agak bengkak. Nafsu makan dan minum sapi itu juga menurun, berimbas pada bobotnya.
Dua ekor sapi di kandang Sakiman pun terkena LSD semua. “Ini sudah diobati, yang satu terpaksa dijual dengan harga murah dari pada sampe tak mau berdiri, harga sapi jauh lebih murah,” ujarnya. Wardoyo