Beranda Umum Nasional Kericuhan Maut PT GNI, Komnas HAM: Dipicu Banyaknya Kecelakaan Kerja Sebelumnya, Saatnya...

Kericuhan Maut PT GNI, Komnas HAM: Dipicu Banyaknya Kecelakaan Kerja Sebelumnya, Saatnya Pemerintah Lakukan Audit

Ilustrasi tawuran.

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Kericuhan yang terjadi di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) yang menewaskan tiga orang karyawan, diduga berawal dari banyaknya insiden kerja yang terjadi di perusahaan tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komnas HAM Perwakilan Sulawesi Tengah, Dedi Askary.

Dia  mengatakan kericuhan antar pegawai PT Gunbuster Nickel Industri atau PT GNI berasal dari ketidakpuasan karyawan terhadap manajemen perusahaan.

Menurutnya, berdasarkan pantauan Komnas HAM salah satu faktornya adalah banyak terjadinya insiden kerja dalam beberapa tahun terakhir.

“Jejak penelusuran Komnas HAM Perwakilan Sulteng telah terjadi tujuh insiden kerja yang belakangan terjadi,” kata Dedi pada Rabu (18/1/2023).

Dipaparkan Dedi, tujuh peristiwa insiden kerja tersebut terdiri dari lima orang pekerja lokal dan dua orang pekerja asing. Ia mengatakan insiden kecelakaan kerja yang pertama menimpa operator alat berat berinisial HR (25).

“HR ditemukan tertimbun longsor bersama ekskavator pada Rabu 10 Juni 2020. Ia dilaporkan sudah tertimbun sejak dua hari sebelumnya,” kata dia melalui keterangan tertulis.

Selanjutnya, Dedi menyebut pada 2022 ditemukan dua pekerja asing asal Cina meninggal.

“Kejadian itu tepatnya terjadi 15 Juni 2022 setelah seorang karyawan menemukan jasadnya di lokasi DP 4 PLTU PT GNI,” ujar Dedi.

Kecelakaan kerja lainnya yang merenggut nyawa pegawai terjadi pada 24 Juni 2022. Dedi mengatakan karyawan bernama Yaser (41) terseret longsor saat mengoperasikan mesin doser.

Baca Juga :  Gibran Minta Sistem Zonasi Dihapus,  FSGI Minta Presiden Prabowo Tetap Pertahankan. Mendikdasmen: Tunggu Tim Pengkajian yang Kami Bentuk

“Dia terseret longsor dalam keadaan tanpa lampu penerangan di lokasi kerja di tengah malam sehingga masuk ke laut dengan kedalaman 26 meter,” kata dia.

Dedi melanjutkan kecelakaan lain juga menimpa seorang pekerja bernama Ali Farhan (21) pada 6 Juli 2022. Dia mengatakan Ali diduga terjatuh ke area pembuangan slek yang panas.

“Korban tersebut baru bekerja di PT GNI selama tiga minggu,” kata Dedi.

Insiden terakhir, jelas Dedi, terjadi  pada Desember 2022 lalu, di mana  ditemukan dua orang pegawai yang meninggal.

Dia menyebut pegawai bernama Nirwana Selle dan Made Devri tersebut ditemukan tewas akibat ledakan dari tungku semlter 2.

“Catatan kecelakaan kerja tersebut seharusnya sudah bisa menjadi alasan bagi pemerintah untuk segera melakukan audit terhadap PT GNI,” ujarnya.

Sebelumnya, terjadi kericuhan yang dilakukan para karyawan PT GNI. Melalui keterangan tertulis yang diunggah di situs web resminya, Direksi PT GNI mengatakan sangat prihatin atas peristiwa demonstrasi yang berakhir ricuh.

“Karena tidak hanya berdampak bagi perusahaan melainkan juga bagi masyarakat sekitar,” ujar Direksi PT GNI dikutip pada Senin (15/1/2023).

 

Kericuhan tersebut diduga bermula dari penganiayaan karyawan Tenaga Kerja Asing (TKA) terhadap karywan yang merupakan seorang WNI.

Baca Juga :  Operasi Tangkap Tangan Bakal Dihapus, Jika Johanis Tanak Jadi Ketua KPK

Namun, kabar tersebut dibantah oleh Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi. Bahkan, kata dia, pekerja lokal terlebih dahulu yang menyulut bentrokan tersebut terjadi.

“TKA yang diserang duluan, lalu terjadi bentrok. Di tengah bentrok ini, ada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pengrusakan dan penjarahan di asrama karyawan putri TKI,” kata Delis.

Kerusuhan yang terjadi di lingkungan PT GNI tersebut dilaporkan menyebabkan tiga orang korban jiwa. Kerusuhan juga disertai penjarahan di asrama putri TKI serta pembakaran asset perusahaan. Sekitar 70 orang telah ditahan kepolisian.

www.tempo.co