BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Polisi terus melakukan penyelidikan terkait terbunuhnya Jumiyem (64). Warga Desa Gubug, Kecamatan Cepogo itu ditemukan tewas bersimbah darah di ruang dapur rumahnya pada Kamis (6/4/2023) pagi tadi.
Anjing pelacak tersebut terlihat mengendus sejumlah tempat di lingkup kediaman korban.
Kejadian pembunuhan itu juga mengagetkan para tetangga. Mereka tak mengira ada orang yang tega berbuat jahat terhadapnya.
“Lha iya, kok ya ada yang tega seperti itu. Padahal korban orangnya baik. Memang, jarang keluar rumah tapi aktif di kegiatan lingkungan. Setiap perkumpulan RT (lingkungan) selalu datang,” kata Suwarmi (41), tetangga korban.
Korban adalah seorang janda, memiliki anak satu dan berada di Bekasi. Korban setiap hari berjualan bubur dan kebutuhan dapur di rumahnya.
“Yang beli bubur bukan hanya warga sini, tapi juga daerah lain ”
Dijelaskan, korban biasa mulai jualan bubur pukul 05.00. Tak hanya ibu-ibu dan anak-anak yang beli. Namun bapak-bapak dan remaja datang membeli untuk sarapan pagi.
Para pembeli biasanya makan di tempat. Sehingga korban tak hanya jualan bubur, tapi juga beberapa jenis lauknya, seperti gorengan.
Dalam memasak biasanya dibantu oleh ibu korban yang rumahnya di sampingnya. Suwarmi mengaku terakhir bertemu korban Rabu (5/4/2023) siang kemarin. Saat itu korban membeli sayuran dari pedagang keliling di depan rumahnya.
“Hanya membahas menu yang akan dimasak. Mau masak apa ya? Gitu saja,” terangnya.
Selain itu, lanjut dia, korban juga dikenal rajin menabung. Lalu dibelikan perhiasan emas. Korban juga memakai perhiasannya tersebut.
“Tiap hari suka memakai perhiasan. Ada gelang, kalung, cincin,” katanya
Dini hari tadi korban diperkirakan belum sempat memasak. Namun sayuran kol sudah dipotong-potong yang kemungkinan sudah dicicil pada malam harinya.
Kades Gubug, Moch Hamid, mengatakan dirinya mendapat kabar kejadian pembunuhan itu pukul 06.56. “Saya dapat telpon dari sekretaris desa dan warga. Langsung saya datang ke rumah korban. Dia itu orangnya baik,” pungkasnya. Waskita