JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Belakangan ini, masyarakat di Indonesia kebanyakan mengeluhkan cuaca yang sangat panas dan gerah yang hampir tak tertahankan.
Meski demikian, panasnya suhu di Indonesia, ternyata belum seberapa dibanding beberapa negara lain di Asia.
Suhu panas ekstrem melanda sejumlah negara di Asia pada 2023 ini, salah satunya di India. Bahkan, gelombang panas yang menimpa negara di kawasan Asia Selatan itu dikabarkan merenggut 13 korban jiwa.
Di Indonesia sendiri, masyarakat juga mengeluhkan cuaca dan suhu udara yang dirasakan semakin membuat tubuh menjadi gerah.
Berdasarkan siaran pers Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu panas pada April 2023 secara klimatologis disebabkan oleh gerak semu matahari.
Namun lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, Indocina, dan Asia Timur belakang paling signifikan.
Para pakar menyimpulkan bahwa pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change) menjadi kontributor terbesar.
Semenjak awal April 2023, hampir sebagian negara Asia Selatan terdampak gelombang panas (heatwave). Lembaga-lembaga meteorologi di negara-negara Asia Selatan melaporkan kejadian peningkatan suhu di atas 40 derajat Celcius yang berlangsung selama beberapa hari. Data tersebut mencatatkan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya.
Adapun deretan negara yang dilanda suhu panas ekstrem paling tinggi pada April 2023 adalah sebagai berikut.
- Kumarkhali, Kusthia, Bangladesh: 51,2 derajat Celcius pada Senin (17/04/2023)
- Chauk, Myanmar: 45,5 derajat Celcius pada Kamis (20/04/2023)
- Chauk, Myanmar: 45,3 derajat Celcius pada Selasa (18/04/2023)
- Bundi, India: 45,2 derajat Celcius pada Selasa (18/04/2023)
- Chauk, Myanmar: 45,0 derajat Celcius pada Rabu (19/04/2023)
- Nyaung-U, Myanmar: 45,0 derajat Celcius pada Rabu (19/04/2023)
- Chauk, Myanmar: 44,8 derajat Celcius pada Jumat (14/04/2023)
- Prayagraj/Ghoorpur, India: 44,6 derajat Celcius pada Selasa (18/04/2023)
- Prayagraj/Ghoorpur, India: 44,6 derajat Celcius pada Senin (17/04/2023)
- Tak, Thailand: 44,6 derajat Celcius pada Sabtu (15/04/2023).
Suhu Panas di Indonesia
Indonesia sendiri bukan termasuk dalam daftar negara yang dilanda suhu panas ekstrem akibat gelombang panas. Namun faktanya, hal itu sudah membuat masyarakat mengeluhkan panasnya cuaca belakangan ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis resmi pada Selasa (25/04/2023).
“Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini, apabila ditinjau secara lebih mendalam secara karakteristik fenomena maupun indikator statistik pengamatan suhu, maka tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas,” kata Dwikorita.
Pada umumnya, gelombang panas terjadi wilayah yang berada di lintang menengah hingga lintang tinggi, di bumi bagian utara atau selatan, memiliki atau berdekatan dengan daratan besar, maupun wilayah kontinental atau sub-kontinental.
Sementara Indonesia terletak di wilayah ekuator dan merupakan negara kepulauan.
Gelombang panas yang menyebabkan suhu panas ekstrem biasanya berkaitan dengan perkembangan pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di area dengan luasan besar secara terus-menerus dalam beberapa hari.
Dalam sistem yang berhubungan dengan gelombang Rossby di troposfer itu, akan menekan udara permukaan sehingga suhu meningkat.
Gelombang panas menurut indikator statistik suhu kejadian biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut.
Selain itu, catatan suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya lebih tinggi 5 derajat Celcius. Jika suhu maksimum tidak terjadi lama, maka tidak dapat diklasifikasikan sebagai gelombang panas.
Fenomena udara atau suhu panas ekstrem di Indonesia disebut sebagai suatu siklus yang terjadi berulang pada periode sama setiap tahun.
Secara indikator statistik, suhu maksimum berdasarkan pengamatan BMKG dilaporkan terjadi di Ciputat, yakni 37,2 derajat Celcius pada Senin (17/04/2023). Namun, suhu tersebut telah turun dan masuk dalam kisaran normal.
Suhu kisaran normal klimatologi berada di angka 34 sampai 36 derajat Celcius. Apabila dibandingkan tahun sebelumnya, suhu tersebut masih lebih rendah. Untuk kawasan Jakarta, suhu maksimum mencapai puncak pada April hingga Juni setiap tahun.