SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima meminta Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk terus berperan aktif menjaga Ketahanan Energi Nasional.
Hal itu penting dilakukan guna melawan laju penurunan alamiah (natural declining rate) melalui pengeboran sumur pengembangan, perawatan sumur dan juga ekspansi.
Selain itu, juga untuk menjaga keberlanjutan bisnis. PHE juga harus melakukan pengeboran sumur eksplorasi untuk mencari potensi cadangan baru.
Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng V itu mengatakan, disrupsi pasokan energi akan mengakibatkan kenaikan harga energi yang dapat mempengaruhi kenaikan harga komoditas lainnya, sehingga dapat memicu peningkatan inflasi.
“Untuk itu perlu dibangun mekanisme ketahanan energi yang berbasis sumber daya lokal/regional. Termasuk kebijakan untuk memitigasi serta beradaptasi terhadap perubahan iklim,” ujarnya.
Peningkatan konsumsi BBM masyarakat yang setiap harinya mencapai 800.000 barel atau senilai Rp 1,2 triliun, lanjutnya, membuat pemerintah terpaksa harus mengimpor minyak mentah dan BBM untuk mencukupi kebutuhan negeri sendiri.
“Karena sumber minyak di Indonesia umumnya sudah tua dan produksinya menurun. Oleh karena itu, PHE harus memperbaharui sumber minyak yang ada,” paparnya.
Menurut politisi asal Solo itu, Komisi VI DPR RI dalam rapat dengan PT Pertamina telah meminta untuk terus melakukan inovasi dalam meningkatkan produksi migas. Sehingga target lifting tahun 2023 sebesar 1.769.000 barel minyak perhari dapat tercapai.
“Tantangan yang dihadapi Pertamina adalah bagaimana meningkatkan produksi dan menurunkan impor. Untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan sesuai grand energi nasional. Pertamina diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM dengan optimalisasi produksi migas, serta melakukan ekspansi petrokimia yang saat ini masih bergantung pada impor,” katanya.
Dikatakan Bima, sinergi antar Pertamina grup merupakan pewujudan komitmen bersama dalam tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, menjaga kemandirian dan kedaulatan energi.
“PHE harus menerapkan 3 strategi inisiatif dalam eksplorasi. Dimulai dari pengelolaan aset wilayah eksisting melalui pengembangan teknologi dan play concept baru, strategi new venture dan strategi new partnership,” pungkasnya.
Sementara itu, External Communication & Stakeholder Relation PHE, Eviyanti Rofraida menambahkan, PHE selaku Subholding Upstream, berperan sebagai kontributor utama produksi migas nasional.
Oleh karenanya, untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, pihaknya menjalankan tiga strategi utama. Pertama, untuk melawan laju penurunan alamiah (natural declining rate) di wilayah kerja eksisting, PHE melakukan pengeboran sumur pengembangan dan perawatan sumur.
“Kedua, kami melakukan pengeboran sumur eksplorasi untuk mencari potensi cadangan baru untuk menjaga keberlanjutan bisnis. Ketiga, PHE menjalankan akuisisi di wilayah kerja baru dengan bekerjasama melalui partner dan melakukan ekspansi,” pungkasnya. Ando