Beranda Daerah Sragen Warga Sragen Upacara HUT RI Ke 78 di Sungai Bengawan Solo, Warga:...

Warga Sragen Upacara HUT RI Ke 78 di Sungai Bengawan Solo, Warga: Sungai Terpanjang Terbesar dan Paling Tercemar di Pulau Jawa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Momen hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan republik Indonesia ke 78 menjadi momen tersendiri bagi sejumlah masyarakat di pinggir bantaran sungai Bengawan Solo, terlihat ratusan masyarakat Dukuh Nglombo, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah dengan berlangsung khidmat melangsungkan upacara bendera merah putih di momen HUT RI ke 78 di Sungai Bengawan Solo yang disebut-sebut sebagai sungai paling tercemar di pulau Jawa, Kamis (17/8/2023) pagi.

Ratusan warga yang terdiri dari anak-anak, remaja, orang dewasa laki-laki dan perempuan membawa bendera merah putih, pakian putih dan bawah hitam serta baju batik.

Gondo Suwarno (50) salah satu warga yang mengikuti upacara bendera merah putih di pinggir sungai Bengawan Solo ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM menyampaikan bahwa upacara kemerdekaan tahun ini sedikit berbeda, ia bersama warga yang lainnya memilih pinggiran sungai Bengawan Solo karena banyak menyimpan sejarah kehidupan.

“Dimomen hari kemerdekaan ini kami warga pinggiran sungai bengawan solo menggelar upacara bendera merah putih, ini juga menjadi bentuk keprihatinan kami, yang mana sungai ini dulunya sering kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari akan tetapi sungai ini sekarang tercemar limbah, bahkan air sumur sekitar rumah kami juga ikut tercemar limbah pabrik,” kata Gondo Suwarno.

Baca Juga :  Wihaji, Alumni MTsN 4 Sragen, Jadi Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga di Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto

Selain itu, menurut Suwarno warga pinggiran Sungai Bengawan Solo sejak 30 tahun tidak bisa menikmati air bersih untuk kebutuhan sehari-hari karena tercemar limbah pabrik.

“Disini ikan yang bisa hidup di sungai ini hanya ikan sapu-sapu, sementara kami sudah 30 tahun juga tidak bisa menikmati air bersih untuk kebutuhan sehari hari karena terdampak limbah, untuk mencukupi kebutuhan kami membeli air dari pegunungan dengan harga 5 ribu rupiah satu jerigennya,” bebernya.

Terpisah, mbah Kalono (66) warga Nglombo ditemui usai upacara bendera menyampaikan bahwa sungai Bengawan Solo semakin memprihatinkan dan paling tercemar di pulau Jawa.

“Kami warga sudah tidak bisa lagi menikmati air disini lagi karena limbah, bantaran sungai ini sangat memprihatinkan sekali pagi sampai malam baunya sangat menyengat sekali, maka dari itu kami berharap pemerintah bisa merespon dan menindak lanjuti limbah bengawan solo ini,” bebernya.

Baca Juga :  Momen Hari Sumpah Pemuda, PLN UP3 Surakarta Berikan Sambungan Listrik Gratis Melalui Program LUTD Bersama Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati untuk Masyarakat Kurang Mampu

Bahkan, mbah Kalono mengatakan sungai Bengawan Solo sudah tak seperti dulu lagi, dan kini jadi sungai paling tercemar di dunia.

“Yang jelas sungai terbesar terpanjang di pulau jawa ini paling tercemar di dunia, kami mohon sungai tercemar di dunia ini bisa perhatikan pemerintah betul-betul masalah limbah ini, ini demi anak cucu dan bangsa Indonesia kedepannya,” ujarnya.

Huri Yanto