Beranda Nasional Jogja Kemarau Panjang, Kekeringan di Sleman Meluas, Dropping Air Bersih Capai 893.000 Liter

Kemarau Panjang, Kekeringan di Sleman Meluas, Dropping Air Bersih Capai 893.000 Liter

Ilustrasi kekeringan / tribunnews

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah kemarau panjang, krisis air bersih yang melanda warga di Kalurahan Banyurejo, Tempel, Kabupaten Sleman semakin meluas.

Dari semula hanya terjadi di tiga padukuhan yaitu Jambeyan, Tangisan dan Plambongan, kini permintaan bantuan air bersih juga datang dari warga di padukuhan Kemusuh.

Bak peribahasa sudah jatuh  tertimpa tangga, warga di Sleman barat ini mengalami Krisis Air Bersih akibat musim kemarau panjang, yang kemudian diperparah dengan pematian air Selokan Mataram.

“Kemarau tahun lalu tidak separah ini. Tahun ini droping hampir tiap hari. Bahkan di luar warga tiga padukuhan (yang sudah di dropping) juga ada yang minta dibantu HU (hidran umum) yaitu di padukuhan Kemusuh, di Depan Balai Desa,” kata Jagabaya Banyurejo Irwan Darmanta, Sabtu (14/10/2023).

Dikatakan, dropping air bersih di Banyurejo ini sudah dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) dan BP2W DIY sejak 6 Oktober lalu.

Semula, ada tiga padukuhan yang dibantu dropping air bersih, yaitu di Padukuhan Jambeyan dengan jumlah warga terdampak 341 jiwa dari 111 Kepala Keluarga (KK). Kemudian di padukuhan Tangisan dengan 136 jiwa dari 44 KK.

Sedangkan di Padukuhan Plambongan warga terdampak 20 jiwa dari 15 KK.

Menurut Irwan, jumlah warga terdampak kemungkinan bertambah.

Pasalnya, bantuan air bersih semula hanya disalurkan kepada warga 3 padukuhan melalui 10 HU yang dipasang menyebar di lokasi terdampak kekeringan.

Baca Juga :  Bayi Usia Tiga Hari di Kulonprogo Jadi Korban Dugaan TPPO

Kini jumlahnya telah ditambah 5  menjadi 15 HU. Belum termasuk permintaan HU, yang baru diusulkan di Padukuhan Kemusuh.

Jika terealisasi, totalnya bisa mencapai 18 HU. Tiap hari wilayah Banyurejo di droping air bersih hingga 25 ribu liter.

“Droping tiap hari antara 20 – 25 ribu liter. Minimal 16 ribu liter. Itu yang paling minimal. Tadi juga di droping 20 ribu liter. 16 ribu liter dari BBWSSO dan 4 ribu liter dari BPBD Sleman,” ujar Irwan.

Pihaknya berharap musim kemarau segera berakhir atau paling tidak sumur warga kembali terisi air ketika Selokan Mataram mulai dialirkan air kembali.

Dropping Air 893 Ribu Liter

Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, bantuan droping air bersih untuk menanggulangi kekeringan telah dilakukan sejak tanggal 14 Agustus lalu.

Hingga 13 Oktober, sebanyak 893.000 liter air bersih sudah didistribusikan kepada masyarakat di Bumi Sembada.

“Untuk warga di tiga padukuhan di Banyurejo, sudah 108.000 liter,” kata Bambang.

Lebih lanjut, Ia merinci warga di Sleman yang mengalami kesulitan air bersih di musim kemarau tahun ini berada di 4 Kapanewon.

Yaitu, Kapanewon Tempel meliputi warga Padukuhan Jambeyan, Tangisan, dan Plambongan Kalurahan Banyurejo. Selanjutnya, di Puskesmas Tempel I, yang berada di Kalurahan Margorejo.

Baca Juga :  Miris! Lansia Cabuli Bocah 13 Tahun di Sebuah Masjid di Kalasan, Sleman

Di sana sempat krisis air bersih dan di bantu droping sebanyak 15.000 liter.

Droping berikutnya disalurkan di Kapanewon Pakem, tepatnya di kalurahan Hargobinangun meliputi padukuhan Kaliurang Timur 609.000 liter untuk 129 jiwa dari 70 KK dan Padukuhan Kaliurang Barat sebanyak 136.000 liter.

Kemudian SMPN 2 Pakem juga sempat mengalami krisis air dan dibantu 5.000 liter namun kini sudah selesai.

Lalu di Kapanewon Moyudan, droping air bersih disalurkan untuk memenuhi kebutuhan air di Masjid Almudakir, Kalurahan Sumberagung sebanyak 12.000 liter.

Sedangkan di Kapanewon Ngaglik, droping air bersih didistribusikan juga untuk kebutuhan operasional pelayanan di Puskemas Ngaglik II sebanyak 8.000 liter karena sumur di Puskemas tersebut mengering.

www.tribunnews.com