Beranda Daerah Wonogiri Gegara TikTok ini Konflik dan Genosida Palestina Jadi Mengglobal

Gegara TikTok ini Konflik dan Genosida Palestina Jadi Mengglobal

Palestina
Ikon semangka dan perjuangan Palestina. Dok. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gegara TikTok genosida Palestina menjadi mengglobal.

Dalam keterangan tertulis, Ibnu Dwi Cahyo
Direktur Eksekutif SSI (Siber Sehat Indonesia)
mengatakan sebulan sejak krisis Gaza Palestina, isu ini menjadi berita paling menarik perhatian di seluruh dunia. Bahkan menggeser berita perang Ukraina Rusia.

Ini bisa dilihat dari pemberitaan dan juga berbagai konten viral di media sosial, hampir seluruhnya tentang Palestina.

Dalam keterangannya Senin (6/11/2023), pakar media sosial dan PDP (perlindungan data pribadi) Ibnu Dwi Cahyo tersebut menjelaskan bahwa keberadaan TikTok menjadi salah satu faktor isu Gaza Palestina ini sampai ke masyarakat dunia dengan sangat massif.

“Terakhir konflik Gaza Palestina terjadi 2017, dimana saat itu TikTok belum sebesar sekarang jangkauannya. Algoritma TikTok membuat sebuah konten dengan cepat viral, bahkan tanpa perlu disokong dengan iklan berbayar. Apalagi TikTok buatan Tiongkok, sehingga bisa dibilang proses banned terhadap konten pro Palestina tidak massif seperti di platform media sosial lain seperti Instagram, facebook dan Youtube,” jelas Ibnu Dwi Cahyo.

Ditambahkan Ibnu Dwi Cahyo, konten-konten Palestina yang tersebar di Whatsapp Group juga sebagian besar dari TikTok. Karena memang sangat mudah mendownload video dari TikTok secara default.

“Kalau kita lihat masyarakat di dunia barat juga sangat massif melakukan penolakan terhadap serangan Israel ke Gaza, pembelaan mereka terhadap Palestina sangat besar. Konsumsi konten mereka lewat TikTok lah yang membuat perbedaan dengan konflik Palestina Isarel sebelumnya, dimana konsumsi konten hanya lewat media sosial Instagram, Facebook, Youtube saja,” terang Ibnu Dwi Cahyo.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN UNS Ajarkan Warga  Ngelo Ubah Limbah Jadi Pupuk Organik Cair

Dari data sepekan terakhir, dengan keyword Gaza dan Palestine, AS, Indonesia, India dan Prancis berada secara berurutan menjadi negara dengan pembicaraan terbesar.

Sedangkan dengan keyword Palestina Indonesia di peringkat pertama diikuti oleh negara-negara berbahasa latin seperti Spanyol serta negara di Amerika Selatan. Data diambil dari sebagian platform besar seperti TikTok, X (Twitter), Youtube dan media online maupun blog.

Di platform X (Twitter) Piers Morgan menjadi salah satu akun yang sangat ramai, karena wawancaranya dengan kedua belah pihak. Bahkan wawancara Piers Morgan dengan Bassem Youssef menjadi salah satu konten yang paling viral di TikTok dan juga platform media sosial lainnya.

Di Tiktok tanah air cukup viral video Bang Onim dan Muhammad Husein, dua WNI yang menjadi relawan di Gaza.

“Viralitas konten-konten Palestina di TikTok ini, membuat membesarnya support terhadap Palestina dari masyarakat Barat, demo-demo besar di London, Washington dan berbagai kota besar di barat sangat menggambarkan hal tersebut. Terutama konten-konten terkait pemboman Israel ke berbagai lokasi sipil seperti gereja, rumah sakit maupun sekolah dan tempat pengungsian,” terang Ibnu Dwi Cahyo.

Namun bukan berarti TikTok tidak menghapus video terkait konflik Palestina Israel di Gaza, banyak sekali video yang dihapus dengan berbagai alasan. Misalnya permintaan dari Uni Eropa untuk menghapus berbagai video, terkait dengan adanya UU Layanan Digital Eropa.

Baca Juga :  CPNS Wonogiri 2024, 230 Pelamar Lolos SKD 5 Formasi Sama Sekali Tak Diminati

TikTok juga didorong menghapus berbagai video yang dianggap mendorong masyarakat untuk berpihak ke Hamas. Ancaman dari Uni Eropa tidak main-main karena TikTok bisa didenda 6% dari revenue tahunan mereka.

Meski TikTok mulai banyak menghapus video konflik Plastina Isarel, namun keberadaan TikTok telah mengubah persepsi banyak masyarakat dunia terkait konflik ini.

Alghoritma yang mendorong sebuah video cepat viral membuat informasi lebih cepat sampai disalurkan, meski akhirnya video tersebut dihapus. Namun sudah sampai di masyarakat global, bahkan didownload berkali-kali dan disebar ulang di WA Group maupun di platform digital lainnya. Aris Arianto