Beranda Umum Nasional Elektabilitas Masih di Bawah 50%, PKB Yakin Khofifah Masih Bisa Dikalahkan

Elektabilitas Masih di Bawah 50%, PKB Yakin Khofifah Masih Bisa Dikalahkan

Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto memberikan surat rekomendasi kepada Mantan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak di kediamannya di Jl. Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat, 7 Juni 2024. Prabowo menyampaikan Partai Gerindra secara resmi mengusung Khofifah dan Emil Dardak sebagai Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) untuk Pilkada Jawa Timur 2024 | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih yakin bahwa Khofifah Indar Parawans yang telah didukung oleh  koalisi besar partai politik  masih dapat diimbangi atau dikalahkan dalam Pemilihan Gubernur Jatim 2024 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah. Dia mengatakan partainya kini sedang mencari kesamaan dengan PDI Perjuangan, terutama untuk di Pilkada Jawa Timur. Kesamaan visi itu sebagai modal memunculkan calon penantang Khofifah Indar Parawansa yang sudah dipastikan diusung koalisi besar partai politik.

“PKB-PDIP ini kan dua kekuatan besar yang masing-masing punya basis elektoral yang sangat berbeda, tetapi memiliki irisan yang sangat dekat,” kata dia di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/7/2024).

Jika PKB dan PDIP membentuk koalisi, menurut Luluk, maka tercipta peluang menang yang besar di Pilkada Jatim karena dinamika politik di provinsi tersebut sudah berbeda dibandingkan dengan ketika Khofifah Indar Parawansa memutuskan maju sebagai calon gubernur pada 2018.

Luluk berujar masyarakat Jawa Timur berhak untuk dipimpin oleh figur bersih dan tidak punya beban masa lalu.

“Jadi, ini adalah kesempatan rakyat Jawa Timur untuk buka telinga, buka mata, dan itu bisa dilihat ketika survei elektabilitas inkumben ya. Itu kan tidak atau kurang dari 50 persen sebenarnya. Ini cukup mengkhawatirkan,” ujar dia.

Sebagai inkumben, kata Luluk, mestinya elektabilitas Khofifah di atas 50 persen. Namun dari sejumlah survei, elektabilitas Khofifah masih di bawah 50 persen.

“Itu artinya apa? Rakyat Jawa Timur masih menunggu kalau ada opsi lain, ada alternatif, figur-figur lain. Nah ini kita sedang matangkan,” kata dia.

Baca Juga :  Meski Dinyatakan Pailit, Kemnaker Minta Sritex Tunda PHK dan Tetap Bayar Hak Karyawan

Ia mengatakan bahwa PKB terbuka mengusung kader PDIP yang juga Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) atau mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur Marzuki Mustamar.

“Ini nanti kami akan cek lagi ke akar rumput, makanya kami itu tidak grasa-grusu karena cara PKB itu kan pasti akan kami cek kepada pendukung,” ujarnya.

Walaupun demikian, ia menyebut komunikasi antara PKB dengan PDIP untuk Pilkada Jatim masih bersifat informal.

“Karena kalau official (resmi), sudah ada agreement (perjanjian), tetapi kalau informal itu sudah dilakukan. Bukan hanya di Jatim kan, misalnya juga di Jawa Tengah, di Jakarta, dan juga daerah yang lain,” tutur Luluk.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga Hotman Siahaan mengatakan, agar demokrasi berjalan dengan baik, seyogyanya komunikasi antara PKB dan PDIP lebih diintensifkan lagi.

Guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair itu menilai, bila PKB dan PDIP berkoalisi mengajukan calon penantang Khofifah, demokrasi berjalan lebih baik karena inkumben tidak melawan kotak kosong.

Peluang dua partai tersebut berkoalisi, kata Hotman, cukup terbuka karena tidak ada tanda-tanda akan bergabung pada koalisi besar partai politik pendukung Khofifah-Emil Dardak. Apalagi dari pernyataan-pernyataan elite PKB, mereka ngotot ingin mengusung calon di luar Khofifah.

“Kalau PKB berkoalisi dengan PDIP, mungkin bisa menjadi lawan tanding setimpal Khofifah,” kata Hotman saat dihubungi.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas terbaru, elektabillitas Khofifah sebagai calon gubernur menempati posisi tertinggi di angka 26,8 persen. Di bawah Khofifah ada Risma dengan 13,6 persen. Adapun posisi ketiga ialah Emil Dardak dengan 3,8 persen. Namun Emil telah menjadi bacawagub Khofifah sehingga tipis kemungkinan akan maju sendiri.

Baca Juga :  Bongkar Pasang Kebijakan Pendidikan, Mendikdasmen Bakal Terapkan Lagi UN. Sudah Dapat Lampu Hijau dari DPR

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Risma berada pada urutan kedua di survei Litbang Kompas lantaran belum melakukan safari politik.

“Ibu Risma itu nomor dua (karena) belum bergerak. Sama dengan survei Pak Andika di Jawa Tengah belum bergerak. Artinya mereka-mereka itu mengandung harapan dari rakyat,” ujar Hasto Jakarta, Sabtu (20/7/2024).

Menurut dia PDIP masih menjaring sosok yang layak untuk diusung dalam Pilkada Jatim. Risma menjadi salah satu kandidat yang dicermati. Hasto pun meyakini elektabilitas Risma mengandung harapan dari rakyat.

“Ibu Mega sudah menugaskan salah satu fungsionaris DPP Pak Said Abdullah juga, Pak Pramono Anung untuk membantu proses konsolidasi di Jawa Timur,” kata dia.

www.tempo.co