BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Perwakilan warga Dukuh Ngemplak, Desa Randusari, Kecamatan Teras, Boyolali mendatangi Kantor Dinas Lingkungan Hidup(DLH) setempat pada Selasa (30/7/2024). Mereka diterima langsung Kepala DLH Boyolali, Suraji di ruang kerjanya.
Kedatangan warga tersebut untuk mempertanyakan perizinan bangunan pabrik PT Hansol yang terbakar pada tanggal 8 Juli lalu. Pasalnya, sejumlah warga turut dirugikan saat terjadi kebakaran pada pabrik garmen tersebut.
Menurut warga, dari informasi manajemen pabrik sebelumnya, tambahan bangunan pabrik sudah seizin DLH. Padahal, bangunan tersebut mepet dengan pemukiman warga. Hal itu berdampak terhadap keselamatan warga.
Terbukti saat kebakaran beberapa waktu lalu, tim pemadam kesulitan untuk memasuki lokasi pabrik. Bahkan, petugas harus melalui pemukiman warga untuk menyemprotkan air ke arah kebakaran.
“Dampaknya, beberapa asbes pemukiman warga rusak dan belum ada penggantian hingga saat ini,” kata koordinator warga, Heru Eterno kepada wartawan.
Diakui, warga tidak tahu terkait jarak minimal bangunan pabrik dengan pemukiman. “Kami tahu kalau katanya pabrik sudah mendapatkan izin dari DLH. Maka kami kesini untuk menanyakan terkait kebenaran informasi perizinan tersebut. Warga hanya ingin, kondisi aman dan dapat beraktifitas seperti biasa.”
Kepala DLH Boyolali, Suraji menyambut positif kedatangan sejumlah warga Desa Randusari, Kecamatan Teras tersebut. Hanya saja, terkait perizinan bangunan pabrik bukan kewenangan DLH. “Kalau izin bangunan bukan di DLH. Kemungkinan izinnya di DPUPR atau Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).”
Pabrik PT Hansol di Desa Randusari, Kecamatan Teras tersebut terbakar pada tanggal 8 Juli lalu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Hanya sejumlah karyawan dilarikan ke rumah sakit karena menghirup asap kebakaran.
Kejadian kebakaran juga membuat was- was warga sekitar. Apalagi, bangunan pabrik mepet dengan perumahan warga. Mereka khawatir amukan si jago merah bisa merembet ke pemukiman. Sejumlah warga pun sempat memindahkan barang- barang yang berdekatan dengan bangunan pabrik. Waskita