SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —Selama Gibran Rakabuming Raka menjabat sebagai Walikota Solo, guyuran anggaran dari pusat mengalir deras. Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk pembangunan berbagai infrastruktur fisik di Kota Solo.
Berikut ini di antara proyek-proyek infrastruktur yang dibangun di Solo dengan menggunakan dana APBN selama 3,5 tahun Gibran menjabat walikota.
- Koridor Ngarsopuro dan Gatot Subroto
Pembangunan koridor ini meliputi jalan dan trotoar di Jl. Diponegoro (Ngarsopuro) dan Jl. Gatot Subroto. Proyek ini menelan anggaran sebesar Rp 30,3 miliar yang bersumber dari APBN
- Taman Balekambang
Revitalisasi atau penataan Taman Balekambang dengan luas kawasan kurang lebih 11,7 hektare dan bangunan baru seluas 19.066 m² ini melingkupi berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Bangunan tersebut seperti gedung pertunjukan, Gedung Java Inovation Center (JIC) dan Gastronomi, pendopo kedatangan, amphiteater, serta mina padi.
Taman Balekambang sendiri telah diresmikan oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin pada Kamis (25/7/2024) dan dihadiri oleh sejumlah tamu undangan diantaranya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, KGPAA Mangkunegara X, dan Walikota Surakarta Teguh Prakosa, serta segenap anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jawa Tengah dan Kota Solo.
Proyek revitalisasi Taman Balekambang ini menelan anggaran sebesar Rp 159,4 miliar yang bersumber dari APBN.
- Sentra IKM Mebel Gilingan
Pembangunan Sentra IKM Mebel Gilingan ini mempunyai tiga lantai dan didirikan di atas tanah Pasar Mebel Gilingan Solo dengan luas sekitar 5.000 m² dibiayai oleh APBN dengan pagu anggaran yakni Rp 50,8 miliar
Lokasi ini dikembangkan menjadi sentra IKM mebel dan menjadikan pusat mebel layak ekspor.
- Elevated Rail Simpang Joglo
Proyek ini membutuhkan total anggaran Rp 980 miliar yang bersumber dari APBN. Proyek ini ditargetkan selesai pada 30 November 2023 mendatang. Namun hingga kini pembangunannya terhenti karena terdapat persoalan.
- Pasar Jongke
Pasar Jongke yang baru dibangun adalah pasar lama yang dirobohkan dan diganti dengan bangunan baru yang lebih besar dan mewah. Tapi tetap menggunakan konsep pasar tradisional. Pembangunan pasar ini menelan anggaran Rp 142 miliar yang bersumber dari APBN. Pasar Jongke ini sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sabtu, (27/07) lalu.
- Solo Techno Park
Bangunan ini telah selesai dikerjakan, hanya saja sempat mangkrak dan bahkan menjadi tempat karantina pasien Covid-19. Namun, pada era kepemimpinan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka kembali diteruskan dan mengundang sejumlah banyak mitra yang masuk mengisi tempat ini sesuai dengan fungsinya. Salah satu mitra adalah Shopee, yang belakangan dikaitkan dengan kasus jet pribadi yang ditumpangi Kaesang Pangarep, dik kandung Gibran Rakabuming Raka.
- Lokananta
Perusahaan rekaman pertama milik pemerintah dilakukan revitalisasi serta ditambah dengan sejumlah fasilitas pendukung yang baru. Misalnya, penambahan area pertunjukan, kafetaria, ruang pamer UMKM dan lainnya.
Tempat ini menelan anggaran Rp 50 miliar dengan sumber dana dari BUMN. Pengerjaan telah selesai dilakukan dan diluncurkan pada 3 Juni 2023 lalu.
- Penataan Kawasan Kumuh Semanggi-Mojo
Pembangunan pemukiman di Mojo menelan APBN sebesar Rp 13,6 miliar. Nantinya pengentasan kawasan kumuh akan terus berlanjut menggunakan dana lain termasuk hibah dari Pemerintah UEA.
- Revitalisasi Alun-Alun Keraton Kasunanan Surakarta
Tahap pertama revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta dimulai dari pembangunan Alun-Alun Utara dan Selatan yang menelan APBN sebesar 35 miliar. Pembangunannya saat ini sedang berlangsung.
Sementara itu Walikota Solo, Teguh Prakosa mengakui bahwa pada masa jabatan Gibran Rakabuming Raka sebagai Walikota Solo memang banyak pembangunan yang didanai dari pusat melalui APBN. Hal itu tentu, juga harus diakui membawa dampak keuntungan bagi pembangunan infrastruktur di Kota Solo dan sekitarnya. Dan tentu membawa keuntungan bagi masyarakat Solo karena ada fasilitas-fasilitas baru.
Kucuran dana pembangunan semasa Gibran menjabat Walikota Solo, bukan hanya dari APBN saja melainkan juga dari CSR (corporate social responsibility) atau bantuan dari pihak ketiga. Misalnya bantuan dari negara UEA (Uni Emirat Arab) sebesar 15 juta US dollar untuk membangun infrastruktur salah satunya rumah sakit kardiologi.
Walikota Teguh Prakosa mengakui bahwa bantuan dari dana APBN dan bantuan pihak ketiga jauh lebih besar dari alokasi anggaran di APBD Kota Solo. (Ando)