SOLO – Ada sisi lain yang menarik dari penggerebekan tiga gembong perampokan nasabah bank yang dua pelaku sindikat rampok nasabah bank asal Jatim yang sempat ditembak di Solo dan kabur ke Sragen, Kamis (11/1/2018). Satu pelaku yang diringkus setelah ditembak oleh tim Polresta Solo di Pasar Legi, ternyata sempat beberapa kali meneriakkan takbir sesaat sebelum roboh dan dievakuasi aparat.
Teriakan kata takbir itu diungkapkan oleh beberapa saksi mata dan warga yang berada di lokasi kejadian. Salah satunya, Abah Sarimin (48) petugas Supeltas yang berjaga di jalan dekat lokasi kejadian.
Petugas Supeltas asal Desa Kecik, Tanon, Sragen itu mengaku saat kejadian ia memang berada hanya jarak beberapa jengkal dari lokasi kejadian. Seingatnya, ketiga pelaku sempat dihentikannya bersama pengendara yang lain untuk berbagi jalan dengan pengendara dari arah lain.
“Sempat saya setop juga. Tapi sama sekali nggak mengira kalau mereka pelakunya. Begitu jalur saya buka, nggak lama di belakang saya sudah terdengar suara tembakan dar dor dan kerumunan polisi serta warga, ” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (14/1/2018).
Ia yang sehari-hari berprofesi ikut membantu pengaturan lalu lintas di lokasi itu, menuturkan insiden penembakan salah satu perampok itu sempat membuat jalanan macet total. Selain itu, ada satu hal yang hingga kini masih mengusik perhatiannya juga beberapa warga di lokasi kejadian.
Yakni pelaki berulangkali meneriakkan kata takbir setelah tertembak kedua kakinya dan roboh ke jalan. Bahkan saat hendak dievakuasi dan dibangkitkan oleh petugas, pria itu tak henti meneriakkan takbir.
“Suaranya jelas. Dia teriak Allahu Akbar berkali-kali. Saat ditembak dan jatuh, lalu saat hendak didirikan dan dibawa polisi, juga teriak begitu. Warga banyak yang berbisik dan celetuk apakah mereka ada kaitannya merampok untuk dana teroris, ” ujarnya menggambarkan obrolan warga yang ada di lokasi kejadian saat itu.
Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ribut Hari Wibowo melalui Wakapolresta AKBP Andy Arif menyatakan, ketiga residivis tersebut sebelum dilumpuhkan di Kota Solo dan Sragen merupakan penjahat lintas daerah di Pulau Jawa.
Sebelum ditangkap, ketiga telah melakukan aksi kejahatan di wilayah Kota Malang, Sidoarjo, Nganjuk, Kediri (Jawa Timur) serta Purworejo, Jawa Tengah. Bahkan, sebelum tertangkap sempat merencanakan aksinya di wilayah Kota Solo.
“Benar, target aksi kejahatannya lintas daerah di Pulau Jawa. Bahkan, sebelum tertangkap, telah merencanakan aksinya di wilayah Solo Raya,” terang AKBP Andy Rifai kepada wartawan, Jumat (12/1/2018).
Ia juga mengungkapkan, dalam menjalankan aksinya, tiga tersangka atas nama M Fauzi, Andong dan Antok tersebut memiliki peran masing-masing.
“Mereka memiliki peran masing-masing dalam menjalankan aksi kejahatannya. Ada yang bertugas sebagai pengalih perhatian calon korban, pemasang paku hingga eksekutor,” beber Andy Rifai.
Ia menambahkan, petugas Satreskrim Polresta Malang telah melakukan pengintaian sebelumnya. Sebelum akhirnya berhasil melumpuhkan di dua lokasi berbeda.
“Dari informasi yang didapat, komplotan residivis ini sempat kabur ke wilayah Kutoarjo, Yogyakarta, Klaten hingga sampai di Solo. Di Kota Solo, ketiganya sempat akan melancarkan aksi kejahatan sebelum berhasil dilumpuhkan oleh petugas,” sambung Wakapolresta.
Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman, sesaat usai memimpin penangkapan Agus Bambang Priyatno (56) warga Dusun Nglebeng RT 11/3, Panggul, Trenggalek dan Endong Abdul Wahab (42) warga Dukuh Wonocolo 3, RT 14/5, Kota Sidoarjo, Jatim menyampaikan dua tersangka yang diringkus sudah diserahkan ke Mapolresta Malang yang memproses kasus itu. Wardoyo