SRAGEN – Kelangkaan pupuk bersubsidi dinilai rawan dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggungjawab untuk memasok pupuk imitasi alias palsu. Maraknya kasus pupuk imitasi atau palsu memantkl keprihatinan tersendiri dari jajaran Kodim 0725/Sragen.
Sebagai bentuk keseriusan memerangi pupuk palsu dan penyimpangan pupuk bersubsidi, Kodim setempat menempa dan akan menerjunkan 220 personel Babinsa mendampingi petani di Sragen.
Hal itu disampaikan Komandan Kodim 0725/Sragen, Letkol arh Camas Sigit Prasetyo, di sela pembekalan soal pupuk kepada jajaran Babinsa oleh PT Petrokimia Gresik, Selasa (16/1/2018). Manager Promosi Perencanaan Pemasaran Petrokimia Gresik, Lukman Harun mengungkapkan secara sepintas pupuk imitasi memang tidak jauh beda dengan yang produk asli.
Akan tetapi selain tidak berijin, dampak terhadap tanaman juga tidak bisa maksimal.
“Marak pupuk imitasi, tapi kualitas buruk dan dampak jika diaplikasikan ke tanaman tidak maksimal, selain juga legalitas dan ijin edar dipertanyakan,” papar Lukman Harun, Selasa (16/1/2018).
Dalam kegiatan Sosialisasi Pemupukan Berimbang dan Product Knowledge PTPetrokimia Gresik Bersama Basbinsa Kodim 0725/Sragen, Lukman menyampaikan, munculnya produk pupuk imitasi itu diantaranya disebabkan adanya kelangkaan pupuk di kalangan petani. Selain itu berdasarkan kajian yang sudah berjalan, kelangkaan pupuk bersubsidi akibat adanya penyelewengan di lapangan.
“Selama kami menyikapi kelangkaan selain alokasi ada penyelewengan di lapangan. Hal ini menjadi peluang pupuk imitasi masuk ke petani,” terangnya.
Menurutnya, dengan adanya peran Babinsa diharapkan bisa menyampaikan atau memberikan pemahaman ke petani. Selain itu juga menginformasikan mekanisme pupuk bersubsidi.
Dandim 0725/Sragen Letkol Arh Camas Sigit Prasetyo mengatakan, kegiatan sosialisasi pemupukan kepada Babinsa itu bagian dari MoU dengan Kementerian Pertanian.
“Kegiatan ini agar Babinsa tidak ngawur dalam memberi pendampingan,” tandasnya.
Dia menjelaskan Babinsa perlu memahami soal distribusi Pupuk. Pasalnya, TNI punya peran mengawasi pupuk bersubsidi agar tidak terjadi penyelewengan.
“Jika mengetahui ada penyelewengan pupuk bisa berkordinasi dengan Satgas Pangan dan kepolisian,” jelas Camas.
Dandim menambahkan, ada 220 Babinsa yang hadir dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ini juga memberi tambahan ilmu untuk bekal bagi Babinsa yang sebagian sudah memasuki masa purna tugas. Wardoyo