Sebelum Merapi Meletus Tahun 1994, Mbah Mardjo Bermimpi Bertemu Sosok Bercelana Komprang dan Membawa Tongkat

Bekas bangunan rumah yang hancur karena diterjang Merapi. DI tempat ini , pas 22 November 1994 sedang digelar pesta pernikahan. Joglosemarnews/ Kiki Dian
Bekas bangunan rumah yang hancur karena diterjang Merapi. Di tempat ini , ketika itu, Selasa Kliwon,  22 November 1994 sedang digelar pesta pernikahan.
Joglosemarnews/ Kiki Dian

Rumah Mbah Mardjo Utomo (75) di dusun Turgo RT 03 RW 02 Kelurahan Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY itu terletak cukup dekat dari Gunung Merapi, hanya sekitar 5, 5 KM saja. Rumah ini merupakan bangunan ketiga dari Merapi yang berdiri tegak, dikelilingi aneka vegetasi hijau yang menyegarkan mata dan pernafasan. Bahkan kicau aneka burung semakin menambah keramaian di dusun yang pernah menyimpan kisah pahit itu.

Sementara sekitar 20 meter di atas rumah Mbah Mardjo Utomo , terdapat sebuah bangunan rumah mangkrak, tak berpenghuni yang memang dibiarkan apa adanya. Di atasnya bertengger larangan bagi setiap orang yang mendatanginya untuk melakukan ritual di tempat tersebut. Ya, bangunan yang terlihat angker itu merupakan saksi bisu letusan Merapi yang sangat dahsyat tahun 1994 lalu.

Bangunan mangkrak tersebut adalah kediaman salah satu kerabat Mbah Mardjo yang kala itu hendak menggelar hajatan pernikahan. Namun, sesungguhnya Mbah Mardjo sempat mencegah penyelenggaraan pesta tersebut, pasalnya dini hari tepatnya pukul 02.30 WIB, Mbah Mardjo yang kala itu berusia 55 tahun mendapatkan sebuah mimpi yang cukup mengejutkan, bahkan dirasanya menjadi sebuah pertanda dari Merapi.

“Waktu itu aku mimpi ketemu lelaki tua, mengenakan celana komprang, bebedan jarik lasem, dan membawa tongkat terus ngomong le..le anakku sing tak pangku saben dinane awan bengi. Sesuk iki kiro-kiro jam 10 punjul sitik, kurang sitik, podo sumingkiro ngulon. Iki Eyang Sapu Jagad Merapi arep arak-arakan ning Nyai Roro Kidul. Ngimpiku kui jam setengah 3 esuk. (Putraku,  anakku yang kupangu setiap hari, besok pagi ini kira-kira jam 10 lebih  atau jam 10 kurang, pergilah menyingkir ke arah barat karena Eyang Sapu Jagad akan mengadakan arak-arakan  ke Nyai Roro Kidul. Saya mimpi jam setengah 3 pagi,”tutur Mbah Mardjo dengan bahasa Jawa ngoko.

Halaman selanjutnya »

Halaman :  1 2 Tampilkan semua
  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com