Beranda Umum Nasional Ketua FSTM Jakarta Mengingatkan, Kampanye di Masjid Bisa Memecah Belah Umat

Ketua FSTM Jakarta Mengingatkan, Kampanye di Masjid Bisa Memecah Belah Umat

Ilustrasi/Tribunnews

JAKARTA โ€“  Menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak 2018, Dewan Masjid Indonesia (DMI) melarang masjid digunakan sebagai tempat kampanye.

โ€œMasjid itu sifatnya untuk pembinaan umum. Kita ingin tegaskan saja ini juga merupakan kebijakan DMI, untuk tidak menggunakan masjid sebagai kampanye politik praktis,โ€ ujar Ketua DMI DKI Jakarta, Makmun al Ayyubi, Jumat (8/2/2018).

Makmun mengatakan, masjid memang merupakan tempat yang paling diincar peserta pemilu untuk berkampanye. Ini lantaran di masjid, para calon kepala daerah bisa dengan mudah mengumpulkan orang tanpa mengeluarkan biaya besar.

โ€œNamun demikian, penggunaan masjid sebagai tempat kampanye selalu menimbulkan masalah. Tak jarang ada singgungan antar umat yang muncul hanya karena berbeda pilihan,โ€ kata dia.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Janji Perbaiki Pola Komunikasi Pemerintah ke Publik

Makmun pun mengimbau kepada para takmir masjid untuk melakukan upaya-upaya pencegahan agar masjid tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk berkampanye.

โ€œKetika ada orang ingin gunakan masjid ditanya dulu tujuannya apa. Jangan kemudian nanti izinnya adalah melakukan pengajian, tapi isinya kampanye. Ini yang tidak benar,โ€ ujarnya.

Ketua Forum Silaturahim Takmir Masjid (FSTM) Jakarta Husny Mubarok Amir juga berharap, dakwah di masjid menjadi sejuk tanpa ada kampanye politik.

โ€œAkan jadi bahaya kalau kampanye sampai di masjid, jamaah yang berbeda pilihan pasti akan terpecah belah,โ€ ujar Husny Mubarok.  Tribunnews