SRAGEN – Para pengela bus malam memprotes dengan rencana Pemerintah kabupaten Sragen yang akan memindahkan lahan parkir dari lokasi yang saat ini digunakan ke Desa Kragilan Kecamatan Gemolong. Belum adanya fasilitas umum di lahan parkir Kragilan dinilai menjadi faktor yang akan mengancam pendapatan agen bus.
Aksi protes dituangkan dalam surat yang dilayangkan ke Pemkab dan DPRD Jumat (2/2/2018). Mereka melayangkan surat ke DPRD untuk meminta mediasi persoalan itu.
Kordinator Paguyuban Bus Malam (Pabusma) Gemolong Sutaryomo menyampaikan mereka sudah bekerja selama 20 tahun. Pada 1996 oleh bupati Bawono ditempatkan di Sub Terminal 1 Gemolong. Oleh pemerintah saat itu dibangunkan fasilitas umum seperti musala, toilet, ruang tunggu dan kios penjualan agen.
Namun demikian beberapa waktu ini para agen bus mendengar bahwa mereka akan segera dipindah ke Desa Kragilan yang saat ini sudah disiapkan. Hanya saja untuk lahan parkir di Kragilan saat ini dirasa masih belum memenuhi persyaratan. Selain itu jaraknya sekitar 2 kilometer dari lokasi saat ini.
”Masalahnya saat ini yang disiapkan pemkab belum memadahi, tempat penjualan tiket, musala, kios belum ada, ruang tunggu penumpang pun juga belum ada, selain luasnya belum memadahi, toilet juga baru satu,” terangnya Jumat (2/1/2018).
Pihaknya mendengar bulan ini akan diresmikan oleh bupati. Pihaknya meminta ditangguhkan dulu sampai fasilitas lengkap.
”Pokoknya sampai fasilitas lengkap dulu, kalau hujan penumpang mau berteduh dimana, kalau tidak ada ruang tunggu,” ujarnya.
Menururnya, jika dipaksakan akan berdampak besar bagi konsumen dan pendapatan. Selain itu pihaknya melihat pintu masuk masih satu untuk keluar masuk. Padahal jika hari raya bus sangat banyak. Sedangkan yang lama ada dua pintu.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen Muhari menyampaikan akan meninjau lokasi dan bertemu para agen bus.
”Rencana Selasa besok kami dengan dinas Perdagangan dan pak Sekda baru cek ke lokasi. Perpindahan tempat parkirt bus AKAP masih dalam tahapan rencana. Perlu kordinasi lagi dengan agen bus dan pedagang yang menempati lokasi saat ini,” ujarnya. Wardoyo